Kalau kotak saran tidak berfungsi sebagaimana mestinya, pemberian kritik dan saran bisa melalui media sosial atau platform daring lainnya yang menunjang untuk itu.
2. Ada evaluasi yang terus terjadi dari kritik dan saran pengunjung
Untuk meningkatkan kualitas dari pelayanan, tentu saja, harus mempertimbangkan dari segi kritik dan saran pengunjung perpustakaan. Meskipun sudah melengkapi perpustakaan dengan berbagai buku dan pelayanan yang ramah, namun semua itu berpulang pada pengunjung.
Apakah pengunjung merasa kualitas dari sarana prasarana dan pelayanan pustakawan sudah baik, menengah, atau malah kurang?
Karena tidak objektif jika menilai kualitas perpustakaan dari para pustakawan. Yang merasakan secara langsung adalah para pengunjung yang berhadapan secara kasatmata, baik mengenai kenyamanan membaca buku-buku yang tersedia di perpustakaan; mudahnya dalam pembuatan kartu anggota perpustakaan dan bebas biaya pembuatan kartu; kebersihan toilet; sampai adanya fasilitas-fasilitas penunjang lainnya seperti ruang multimedia, dan lain-lain.Â
Terbuka dengan kritik dan saran dari pengunjung dan mengevaluasi sejauh mana kebenaran laporan. Kumpulkan fakta dan data. Lalu putuskan solusi untuk memecahkan masalah.
Dengan begitu, perpustakaan akan menjadi semakin nyaman bagi pengunjung.
3. Melakukan pembenahan satu demi satu dan melaporkannya kepada warga di website dan akun resmi media sosial perpustakaanÂ
Ini yang mungkin terlewat dari instansi pemerintah. Menerima kritik dan saran, lalu setelah itu ada tindak lanjut, namun hanya sebatas menindaklanjuti tanpa diketahui masyarakat luas.
Pencapaian sekecil apa pun layak diapresiasi. Dan alangkah lebih baiknya jika "melaporkan" pencapaian-pencapaian tersebut kepada warga, baik itu lewat website maupun akun resmi media sosial perpustakaan.
Dengan begitu, pemeo "sekadar makan gaji buta" menjadi hal yang tidak berlaku lagi di diri petugas perpustakaan.
Senja kala kotak saran?
Meskipun teknologi semakin melaju dan internet menguasai segala sisi kehidupan manusia, penggunaan kotak saran tetap relevan sampai kapan pun juga. Senja kala tidak akan menimpa, karena biar bagaimanapun, memberi kritik dan saran secara manual tetap ampuh adanya.
Kiranya bukan hanya perpustakaan kota Samarinda dan perpustakaan provinsi Kalimantan Timur saja yang berbenah dengan keberadaan kotak saran, namun juga instansi-instansi pemerintah lainnya, karena sudah tanggung jawab mereka untuk melayani warga semaksimal mungkin dan bukan sebaliknya.