Terpencil, tersudut, menyepi, menyendiri,...
Begitulah saya melihat kotak plastik yang terletak di sebelah kiri dari meja penerima pengunjung di perpustakaan kota Samarinda atau kalau dari posisi pengunjung dari pintu masuk, kotak tersebut terletak di sebelah kanan dari meja penerima pengunjung.
Saya bertanya dalam hati.
Apakah kotak itu dibuat hanya untuk syarat pemenuhan kelengkapan saja?
Menemukan kotak saran yang kosong melompong dan (mungkin) berdebu di pojokan ruangan di perpustakaan kota Samarinda adalah sesuatu yang sebenarnya tidak mengherankan. Di kebanyakan instansi pemerintah, kotak saran seperti "sekadar ada saja".
Di perpustakaan provinsi Kalimantan Timur, kurang lebih sama. Meskipun terletak lebih kentara, namun terkesan kehadiran kotak saran hanya untuk formalitas belaka.
Dari perpustakaan kota Samarinda dan perpustakaan provinsi Kalimantan Timur, saya mendapat kesan atas kotak-kotak saran tersebut.
Pertama, Terkesan hanya mengadakan tapi minim perhatian dari pihak perpustakaan
Ini yang terlihat jelas. Penempatan yang terkesan terpinggirkan juga menguatkan hal tersebut. Apalagi dengan ketiadaan kertas dan pulpen untuk memberikan saran. Selain itu, kotak yang kosong setiap hari seperti menggambarkan keengganan pengunjung untuk memberikan saran karena mungkin kebanyakan dari mereka berpikir kalau percuma memberikan saran karena kemungkinan besar tidak akan direalisasikan.
Kedua, Penempatan yang kurang strategis dan tidak terlihat dengan mudah oleh pengunjung
Apa kesan Anda bila melihat suatu barang ditempatkan di sudut rumah terjauh, di belakang?