Meskipun Kaluna anak bungsu, dia seperti "anak sulung" yang harus membersihkan rumah, bahkan sampai membayar token listrik!
Kaluna juga tergusur ke kamar tidur pembantu, karena kakak perempuannya, M, "mengakuisisi" kamar tidur Kaluna dan menjadikannya sebagai kamar tidur anak-anaknya.
Kaluna merasa "menumpang" di rumahnya sendiri.
Impian membeli rumah sendiri. Untuk itulah Kaluna berhemat demi mengumpulkan uang buat DP membeli rumah idaman dan bisa mengajukan KPR dengan lebih mudah.
Selanjutnya?
Tonton selengkapnya di bioskop terdekat di kota Anda.
Nilai-nilai moral di dalam film "Home Sweet Loan"
Saya sebenarnya tidak mudah tersentuh emosinya ketika menonton film, khususnya film Indonesia, karena biasanya film-film Indonesia kebanyakan bisa ditebak "hasil akhirnya".
Namun, ketika menonton film "Home Sweet Loan", hati saya tersentuh. Film ini relate, kalau meminjam istilah sekarang, sangat berhubungan dengan kenyataan hidup manusia, apalagi yang tinggal di perkotaan.
Beberapa "gesekan" yang Kaluna hadapi merupakan gambaran pedih generasi dari zaman ke zaman, apalagi di masa kini yang semakin menurun dari segi finansial.
Setelah selesai menonton, dan mengendapkan gambaran-gambaran, potret-potret kehidupan manusia di film tersebut, yang, meskipun fiksi, tetapi sangat mewakili keadaan insan di era ini, saya menarik 3 (tiga) nilai moral dalam film "Home Sweet Loan".
1. Perlunya pendidikan literasi keuangan sejak usia dini
Supaya menjadi jelas, kita kupas terlebih dulu pengertian literasi dan literasi keuangan.