Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sentilan Literasi dalam "The Equalizer"

30 Agustus 2024   16:42 Diperbarui: 30 Agustus 2024   16:51 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi(IMDb via kompas.com)

Dengan demikian, gawai seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan kompetensi diri, bukan sekadar menjadi sumber hiburan semata.

Budaya gemar membaca seharusnya bisa dipupuk dari gawai yang kita punya saat ini.

2. Baca buku-buku yang disukai terlebih dahulu

Mulailah dari yang kita sukai.

Saya selalu menjadikan kalimat sebelumnya sebagai koentji untuk memulai pelajaran di SD waktu saya masih aktif sebagai guru bahasa Inggris.

Dengan mulai dari yang peserta didik sukai, seperti lewat lagu atau permainan, pelajaran akan mudah diserap oleh siswa-siswi.

Begitu juga dengan membaca. Ada beragam jenis buku dan kalau mau menjadikan membaca sebagai hobi, mulailah dari membaca buku-buku yang disukai, entah itu fiksi atau nonfiksi.

Saya beruntung lahir dan besar di keluarga yang menyukai kegiatan membaca, baik itu membaca buku, maupun media-media cetak lainnya, seperti koran (Ayah saya dulu pernah berlangganan tiga sampai empat surat kabar, seperti Kompas, Jawa Pos, Kaltim Post, dan lain sebagainya), tabloid, dan majalah.

Padahal Ayah dan Ibu cuma lulusan SMP. Untungnya, mereka sangat mendukung akan kegiatan membaca. Kalau singgah ke toko buku, Ayah dan Ibu tidak mempersoalkan buku apa yang kami ingin beli. Novel dan komik pun tidak menjadi masalah bagi mereka berdua.

Tak heran, ada banyak rak buku di rumah kami. Tentu saja, rak-rak tersebut berisi berbagai jenis buku, mulai dari novel, komik, majalah, sampai buku-buku dari berbagai disiplin ilmu (kesehatan, bahasa, agama, dan lain-lain). Sampai saat ini, rak-rak dengan beragam buku tersebut masih tersaji dengan apik di rumah kenangan di Balikpapan.

Tidak ada paksaan dalam membaca. Orangtua tidak memaksakan anak-anak untuk membaca, karena Ayah dan Ibu memberikan contoh langsung, melakukan kebiasaan membaca dalam keseharian. Mereka suka membaca. Ayah khususnya suka membaca surat kabar dan majalah. Ibu juga begitu. Maka otomatis anak-anak pun jadi suka membaca. 

Setelah membaca buku-buku yang disukai, keingintahuan akan buku dari genre lain pun akan menyeruak dalam benak. 

3. "Menceritakan" kembali inti sari buku yang telah dibaca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun