Anehnya, dalam kasus L, P tidak ikut hadir menemani L saat berkonsultasi dengan dokter. Adik L, E yang menemani.
Makanya, P tidak tahu menahu soal pengobatan pada penyintas kanker. Yang ada, P malah sok tahu soal pengobatan kanker dan dia tidak percaya sedikit pun akan perkataan E yang menjelaskan hasil konsultasi dengan dokter.
Sudah seharusnya pasangan, baik itu suami maupun istri berkonsultasi langsung pada ahlinya, yaitu dokter. Jangan sampai lepas tangan dan memikirkan diri sendiri.
Jangan salah berpegang
Pada akhirnya, di era Informasi yang sangat membeludak saat ini, kepala harus tetap bijak dalam memilih informasi yang akurat dan terpercaya.
Sortir dan pilih yang benar, aktual, dan tepercaya. Biar bagaimanapun, kita harus melihat siapa narasumber dan rekam jejaknya. Jangan sampai memercayai hoaks atau berita bohong.Â
Buku bisa menjadi acuan, namun apabila menyangkut nyawa yang terancam, dokter adalah pilihan yang terbaik, Berkonsultasi pada ahlinya untuk memberantas penyakit yang mematikan.
Berpegang pada "Diyakini" dan "Katanya"? Sangat rapuh, salah-salah nyawa bisa "terjatuh".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H