Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Full English, Efektifkah?

7 Februari 2023   17:30 Diperbarui: 7 Februari 2023   19:34 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah mengalami perlakuan tidak menyenangkan dan dianggap makhluk asing dari planet lain sewaktu berbahasa Inggris dengan teman.

Oya, saya jadi teringat program "English Day" di beberapa SMP dan SMA di Samarinda. Bagaimana nasibnya sekarang? Saya rasa, cuma untuk gaya-gayaan aja. Nyatanya tetap saja pakai bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.

2. Tidak suka membaca literatur berbahasa Inggris

Sudah bukan rahasia lagi kalau minat baca kebanyakan warga +62  masih memprihatinkan. Lebih suka nonton video di YouTube dan aplikasi-aplikasi sejenis. Lebih doyan main game online di gawai. Lebih banyak menghabiskan waktu membaca status linimasa di media sosial (apakah isi status penting? Tanyalah pada rumput yang bergoyang).

Kemajuan teknologi ternyata tidak mempengaruhi peningkatan minat baca. Dulu, sewaktu masih berstatus mahasiswa, saya menemui kesulitan dalam menemukan literatur berbahasa Inggris, baik itu di toko buku maupun di perpustakaan. Kalaupun ada, yang tersedia hanya buku-buku terbitan lama (di toko buku dan perpustakaan) dan berharga mahal (di toko buku).

Imbas dari ketidaksukaan membaca adalah minimnya perbendaharaan kata (vocabulary) yang dipunya. Mendengar (listening) dalam bahasa Inggris saja jarang dilakukan, Berbicara (speaking) apalagi. Seandainya kosakata mumpuni, kedua aktivitas tersebut tidak akan menjadi masalah serius.

Bagaimana sebaiknya?

Terlepas dari kesalahan masyarakat, pendidik juga memegang peranan vital di lembaga pendidikan. Guru bahasa Inggris menentukan kesuksesan penguasaan bahasa Inggris peserta didik (setelah orangtua murid).

Menurut saya, ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan oleh para rekan guru bahasa Inggris.

1. Peserta didik yang aktif, bukan gurunya yang aktif 

Terkadang jengkel melihat kondisi saat ini. Terlalu panjang lebar kata-kata terangkai dalam kurikulum, namun kalimat-kalimat canggih yang nyaris tanpa ujung itu cuma sekadar hiasan. Kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya.

Guru "mengoceh" sepanjang perjalanan proses belajar mengajar.

Bagaimana dengan guru bahasa Inggris?

Dalam pemandangan saya, ada 2 (dua) tipe guru bahasa Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun