Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

"Simple Present Tense", Masa Kini yang Masih Belum Dipahami

11 Juli 2021   14:33 Diperbarui: 12 Juli 2021   07:40 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Simple Present Tense.(KOMPAS.COM/ARUM SUTRISNI PUTRI)

Kehidupan sehari-hari dari mata melek di pagi hari sampai merem mata saat malam tiba merupakan rutinitas yang setiap insan harus jalani. Mulai dari bangun pagi, mandi, gosok gigi, berpakaian, sarapan, pergi ke tempat kerja, dan seterusnya, dan lain-lain, dan sebagainya.

Seperti prolog di tulisan sebelumnya, saya sudah memaparkan tentang Simple Present Tense yang membutuhkan 3 (tiga) hal supaya bisa berdaya. Kalau Anda belum membacanya, silakan membaca tulisan sebelumnya di tautan di bawah ini.

Baca juga: Ternyata "Simple" Tidak Sederhana

Sekarang, seperti yang saya utarakan di tulisan sebelumnya, saya akan menjelaskan tentang 'teori' yang sekilas saya kulik di artikel terdahulu.

Ada tiga hal yang saya ingin jelaskan.

1. Pola kalimat

Seperti yang sudah saya singgung di ulasan sebelumnya, Simple Present Tense digunakan untuk menyatakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang atau merupakan suatu kebiasaan di masa kini (present).

Sentence Pattern atau Pola Kalimat yang digunakan adalah:

Subject + Verb1 + Object + Adverb of Time

Untuk yang berikut ini, subject yang digunakan adalah I, You, We, They, atau nama orang yang lebih dari satu (misalnya Joko and Susan, Mary and Sam, dan lain-lain).

Misalnya:

  • I drink a cup of coffee every morning

  • You watch tv at seven every night

  • We study Math on Monday

  • They cook fried rice on Sunday

Berbeda dengan subject kata ganti orang ketiga tunggal yaitu he, she, it, atau nama, ada akhiran -s/es di belakang kata kerjanya.

Contoh:

  • He drinks a cup of coffee every morning

  • She watches tv at seven every night

  • Donny studies Math on Monday

  • Mary cooks fried rice on Sunday

Untuk lebih jelasnya, memang harus menguasai kalimat pernyataan (positive), kalimat menyangkal (negative), dan kalimat pertanyaan (interrogative) dalam bentuk waktu Simple Present Tense.

Mungkin terkesan membosankan, tapi kalau Anda ingin menguasai bahasa Inggris secara paripurna, jangan hanya sekadar di kulit luar, tapi harus sampai mendalam. 

Berikut pola kalimat dari ketiga bentuk kalimat tersebut:

Untuk kata ganti orang I, you, we, they, dan orang/benda/tumbuhan/hewan yang berjumlah lebih dari satu, maka pola kalimat akan menjadi seperti berikut: 

Untuk kata ganti orang I, you, we, they, dan orang/benda/tumbuhan/hewan yang berjumlah lebih dari satu | Dokumentasi Pribadi
Untuk kata ganti orang I, you, we, they, dan orang/benda/tumbuhan/hewan yang berjumlah lebih dari satu | Dokumentasi Pribadi
Contohnya:

(+) I drink a cup of coffee every morning

(-) I do not drink a cup of coffee every morning

(?) Do I drink a cup of coffee every morning?

------------------------

Untuk kata ganti orang he, she, it, dan orang/benda/tumbuhan/hewan yang berjumlah satu, pola kalimatnya terlihat seperti di bawah ini:

Untuk kata ganti orang he, she, it, dan orang/benda/tumbuhan/hewan yang berjumlah satu | Dokumentasi Pribadi
Untuk kata ganti orang he, she, it, dan orang/benda/tumbuhan/hewan yang berjumlah satu | Dokumentasi Pribadi
Contohnya:

(+) He drinks a cup of coffee every morning

(-) He does not drink a cup of coffee every morning

(?) Does he drink a cup of coffee every morning?

Kalau Anda serius ingin menguasai bahasa Inggris secara mendalam, pola kalimat positive, negative, dan interrogative harus Anda kuasai. Tidak ada tawar menawar. 

Tentu saja, Anda juga harus mengetahui arti kalimat-kalimat tersebut. Jangan sampai bisa menuliskan kalimat-kalimat bahasa Inggris tersebut, namun sewaktu ditanya tentang arti dalam bahasa Indonesia, Anda berkata tidak tahu.

2. Wajib menghafal kata kerja

Apa yang ingin dikatakan kalau minim kosakata?

Begitulah yang menjadi permasalahan saat ingin berbicara dan menulis. Saya mendapati kebanyakan peserta didik dan murid les saya mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan mereka secara lisan dan tulisan dalam bahasa Inggris karena kurangnya kosakata bahasa Inggris yang mereka kuasai.

Minim kosakata menjadi masalah.

Oleh karena itu, saya biasanya meminta peserta didik untuk menghafal beberapa kata kerja dalam seminggu, sekitar 3-5 kata. Lebih baik sedikit tapi rutin, daripada banyak tapi jarang.

Dengan begitu, peserta didik kemungkinan bisa mempunyai kosakata sekitar 12-20 kata baru dalam sebulan.

3. Menggunakan metode lawas

Sebenarnya bukan metode lawas, tapi metode yang umum dipakai dalam pembelajaran bahasa Inggris, khususnya di Indonesia, yaitu Grammar Translation Method.

Meskipun ada banyak metode, untuk skill writing (menulis), metode ini lebih sesuai dengan kondisi kebanyakan warga +62 saat ini, menimbang penguasaan pola kalimat dan kosakata kata kerja yang belum memadai di dalam diri mereka.

Untuk skill yang lain seperti listening, speaking, dan reading, metode ini tentu saja bisa digunakan.

Yang jelas, dalam berbagai kesempatan mengajar, saya terpaksa menggunakan metode ini karena keterbatasan kosakata kebanyakan peserta didik yang mengakibatkan saya tidak mempunyai pilihan lain selain menggunakan metode ini.

Sebagai contoh, saya memberikan beberapa pertanyaan seperti berikut:

  1. Saya makan siang pada jam 12 setiap hari

  2. Dia (laki-laki) menonton tv setiap malam

  3. Mereka bermain sepakbola di Rabu sore

  4. Dia (perempuan) membaca dua buku setiap minggu

Kebanyakan dari murid les atau peserta didik di tingkat SMA tidak bisa menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris empat kalimat di atas. Padahal, mereka mengakui kalau mereka sudah mendapat materi Simple Present Tense sewaktu bersekolah di Sekolah Dasar. Begitu juga di SMP, mereka juga memperoleh materi ini.

Lebih dari lima tahun, mereka mendapat materi ini, tapi untuk mengartikan kalimat-kalimat tersebut ke dalam bahasa Inggris, mayoritas murid les saya yang mulai belajar dengan saya saat mereka duduk di bangku SMA menyatakan bahwa mereka tidak mampu melakukannya!

Saya tidak menyalahkan mereka karena banyak faktor yang menyebabkan ketidakmampuan mereka dalam berbahasa Inggris. Mengenai faktor-faktor tersebut akan saya kupas di artikel terpisah.

Untuk saat ini, kebanyakan di proses belajar mengajar di les privat, saya menggunakan Grammar Translation Method, karena saya ingin murid les saya mempunyai pemahaman yang menyeluruh tentang kalimat-kalimat bahasa Inggris yang mereka tulis dan ucapkan, bukan sekadar bisa menulis dan mengucapkan, tapi tidak tahu arti kalimat dalam bahasa Indonesia.

* * *

Demikianlah sedikit ulasan tentang masa kini yang dalam hal ini diwakili oleh "Simple Present Tense".

Mungkin terkesan 'terlalu teknis', namun apa boleh buat. Keadaan yang menempatkan proses belajar mengajar ke arah tersebut. 

Saya kebanyakan menggunakan pendekatan 'teknis' saat mengajar les privat, karena murid les hanya berkisar antara satu atau dua orang dalam satu pertemuan. 

Ketika mengajar di sekolah, tentu saja, saya menyesuaikan dengan jumlah peserta didik yang padat. Memodifikasi metode. Itulah yang saya lakukan.

Akhir kata, segala yang telah diuraikan kiranya bisa bermanfaat.

Sampai bertemu kembali dalam tulisan mengenai pembelajaran bahasa Inggris di kesempatan mendatang.

Salam Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun