Yang jelas, dalam berbagai kesempatan mengajar, saya terpaksa menggunakan metode ini karena keterbatasan kosakata kebanyakan peserta didik yang mengakibatkan saya tidak mempunyai pilihan lain selain menggunakan metode ini.
Sebagai contoh, saya memberikan beberapa pertanyaan seperti berikut:
Saya makan siang pada jam 12 setiap hari
Dia (laki-laki) menonton tv setiap malam
Mereka bermain sepakbola di Rabu sore
Dia (perempuan) membaca dua buku setiap minggu
Kebanyakan dari murid les atau peserta didik di tingkat SMA tidak bisa menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris empat kalimat di atas. Padahal, mereka mengakui kalau mereka sudah mendapat materi Simple Present Tense sewaktu bersekolah di Sekolah Dasar. Begitu juga di SMP, mereka juga memperoleh materi ini.
Lebih dari lima tahun, mereka mendapat materi ini, tapi untuk mengartikan kalimat-kalimat tersebut ke dalam bahasa Inggris, mayoritas murid les saya yang mulai belajar dengan saya saat mereka duduk di bangku SMA menyatakan bahwa mereka tidak mampu melakukannya!
Saya tidak menyalahkan mereka karena banyak faktor yang menyebabkan ketidakmampuan mereka dalam berbahasa Inggris. Mengenai faktor-faktor tersebut akan saya kupas di artikel terpisah.
Untuk saat ini, kebanyakan di proses belajar mengajar di les privat, saya menggunakan Grammar Translation Method, karena saya ingin murid les saya mempunyai pemahaman yang menyeluruh tentang kalimat-kalimat bahasa Inggris yang mereka tulis dan ucapkan, bukan sekadar bisa menulis dan mengucapkan, tapi tidak tahu arti kalimat dalam bahasa Indonesia.
* * *