"Kita istirahat 1 jam, nanti kita lanjut bimbel, krn banyak yg hrs kita pelajari..."
Untuk yang pertama, tidak jelas kapan dikumpul tugasnya. Ketika ada beberapa orangtua yang menanyakan kapan tugas harus dikumpulkan, sang guru kelas, Bu Lidya (bukan nama sebenarnya) tidak memberikan jawaban.
Untuk pesan kedua, memang sang guru menyebutkan waktu istirahat selama satu jam, tapi pada kenyataannya, dia sudah memulai 15 menit lebih cepat dari waktu yang dia berikan kepada peserta didik untuk beristirahat. Parahnya, dia tidak menginformasikan di WA perihal mulainya bimbel.
2. Tanpa titik koma dan banyaknya typo
Apa jadinya jika menemui pesan panjang tanpa titik koma? Yang ada di benak adalah "Capek deh..."
Seperti yang murid les saya terima pada hari Rabu malam, 24 Februari 2021. Bu Lidya mengirim pesan "unik bin nyentrik" kepada Gunawan dan murid-murid lainnya.
Selain capek membacanya, juga ada kesalahan ketik (typo) yaitu "Wajid" yang seharusnya diketik "Wajib".
Masih banyak hal yang fatal dalam pengetikan. Seharusnya typo tidak terjadi, apalagi kalau kalimat-kalimatnya tidak terlalu banyak dan tidak begitu panjang seperti di bawah ini.
Slmt pagi anak2 salahkan ambil gambar lampion ke sekolah tuk dihiasi sesuai yg sudah dikirinkan ibu kemarin, ambil di ruang piket
Masih buka, salahkan diambil
Seperti yang Anda lihat, dua pesan singkat dari Bu Lidya menunjukkan kesalahan konsisten yang sama, yaitu salahkan. Ada juga kesalahan dikirinkan pada pesan pertama dan itu juga fatal, tapi saya menyorot kesalahan fatal pada kata salahkan, dan terulang lagi pada pesan kedua yang mana hanya ada empat kata dalam kalimat tersebut.
Bagaimana bisa sang guru mengetikkan kata yang salah sampai dua kali, apalagi di pesan kedua yang terdiri dari empat kata dan masih saja salah mengetik salahkan yang seharusnya silakan?