Setelah dua kali supervisi, saya melihat Bu Lidya kembali dengan gaya mengajar yang lama. Metode ceramah. Buka buku halaman berapa, membahas sekadarnya, memberikan PR kepada peserta didik sesudahnya, dan selebihnya terulang kembali di hari berikutnya.
Gaya seperti ini sama saja dengan gaya kebanyakan guru ketika saya masih mengajar di beberapa sekolah dulu. Ketika menghadapi supervisi, kebanyakan guru mempersiapkan materi ajar dengan maksimal, tapi setelah supervisi, persiapan mengajar menjadi sangat minimal, bahkan tidak ada persiapan sama sekali.
"Semua (materi ajar) sudah ada di sini," kata Pak Hadi (bukan nama sebenarnya), salah seorang rekan guru, sambil menunjuk dahinya dengan jari telunjuk kanan, "Tak perlu persiapan lagi."
Menurut saya, seharusnya ada juga supervisi "dadakan". Tentu saja, dalam hal ini bukan untuk mencari-cari kesalahan guru, tapi untuk menjaga kualitas pengajaran supaya tetap prima dan guru juga harus selalu siap setiap saat, semaksimal mungkin berupaya memberikan yang terbaik demi kemajuan pendidikan anak bangsa.
Untuk PJJ melalui Zoom, guru bisa merekam video terjadinya PJJ dari awal sampai akhir, dan setelah itu diunggah ke YouTube dengan pengaturan unlisted sehingga selain guru, cukup pengawas dan kepala sekolah saja yang bisa melihat video yang sudah diunggah.
Dengan adanya pengawasan tidak langsung seperti itu, guru tidak bisa "main-main" dalam mengajar. Adanya supervisi "dadakan" seperti itu akan membuat guru tetap fokus mengajar semaksimal mungkin karena ada pemantauan secara terus-menerus dan berkelanjutan, bukan hanya sekadar sekali atau dua kali supervisi dalam satu semester.
Jangan mengeluh (lagi)
Jangan mengeluh (lagi).
Kondisi saat ini juga dialami oleh negara-negara lain, bukan hanya oleh negara kita. Tak mudah memutuskan kebijakan di tengah pandemi covid-19.Â
Tidak adanya pembelajaran tatap muka adalah langkah yang terpaksa diambil untuk mencegah penularan covid-19. Suka tidak suka, kita harus menghadapi pembelajaran jarak jauh (PJJ).Â
Berikan segenap daya dan pikiran demi mencerdaskan anak bangsa. Meskipun corona menghadang, itu tidak akan merintangi kita untuk tetap berkarya dan berjuang demi mewujudkan pendidikan yang berhasil di Indonesia.
Tetap berjuang seraya berdoa. Lakukan sebaik mungkin tugas kita sebagai guru.