Itu pemikiran saya mengenai Hendra sepuluh tahun yang lalu. Tapi ternyata saya salah. Saya bertemu dengan Hendra tanpa sengaja di perpustakaan provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2018 lalu.
"Masih ingat sama saya, Pak?"
Tentu saja, sepuluh tahun bukan waktu yang singkat. Meskipun dia bandel sekali, yang saya ingat adalah kenakalannya. Nama? Lupa. Ribuan mantan murid yang pernah saya didik.Tidak mungkin mengingat semua nama mereka.
Siapa sangka, dia menjadi mahasiswa Fakultas Hukum di sebuah perguruan tinggi di Samarinda. Dia pun juga menulis beberapa tulisan di akun facebook-nya tentang berbagai hal seputar kehidupan antar manusia.
Sewaktu SD, jangankan menulis, membaca saja dia tidak lancar! Sekarang dia menjadi pribadi yang menyenangkan dan cerdas.
Sekiranya Anda merasa terlambat dalam mendidik anak, selama anak tersebut masih bergantung pada Anda, masih ada kesempatan bagi Anda untuk mendidiknya.
Kenalan saya, sebut saja Kristina, galau karena dia harus pensiun di awal bulan Februari ini, sedangkan putra semata wayang, Bobby (nama samaran), siswa kelas enam SD yang sebentar lagi beralih warna seragam ke putih-biru, masih butuh biaya besar untuk sekolah.
Tapi yang paling disesalkannya adalah dia merasa tidak berhasil sebagai ibu. Anaknya malas dan nakal. Suaminya juga sibuk bekerja dan tidak memperhatikan pendidikan anak.
"Tidak ada kata terlambat. Masih ada kesempatan bagimu untuk mendidiknya," dorong saya, memberi semangat padanya.
Jadi, selalu ada kesempatan selama hayat masih dikandung badan.
2. Orangtua harus mendidik anak secara langsung
Lebih baik mencegah daripada mengobati.