Maria bisa menjaga dirinya, dan dia juga tidak boleh lupa siapa yang harus dia jaga.
Maria menjaga bayi Yesus begitu rupa. Jika tidak, Natal tidak akan pernah ada dalam hidup manusia.
Kebahagiaan masa depan hidup kita ditentukan dari seberapa kita menjaga hidup kita.
Kita percaya, lewat Natal, kita mengalami keselamatan, keubahan, damai sejahtera, dan kebahagiaan, tapi di balik semua itu, yang terpenting adalah kita harus bisa menjaga diri.
Seperti Maria yang bisa menjaga bayi Yesus, apakah kita bisa menjaga makna Natal di sepanjang kehidupan kita? Bukan hanya pada tanggal 24 dan 25 Desember, tapi menjaga Natal seperti kita memeliharanya, seperti kita merawatnya, seperti kita mengusahakannya.
Kita harus kembali ke kitab Kejadian sebagai patron, sebagai buku petunjuk. Kita tidak boleh melupakan kitab Kejadian.
Kita bisa mempelajari tujuan daripada Natal dari kitab Kejadian.
Kegagalan itu terjadi karena kita lupa untuk menjaganya. Adam dan Hawa gagal untuk saling menjaga.
Ayo kita saling menjaga supaya penderitaan itu tidak akan kita hadapi.
Pilkada sudah kita lalui. Tugas kita adalah mendoakan, mendukungnya (walikota yang terpilih). Bukan soal kalah atau menang. Iman tidak menentukan kalah atau menang menurut ukuran kita.
Orang beriman bukan ditentukan atas pilihannya menang. Orang beriman ditentukan bagaimana cara sikap dia memilih.