Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wahai Para Orangtua, Sadarlah!

14 Desember 2020   23:16 Diperbarui: 15 Desember 2020   00:03 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap anak belajar pertama kali dari rumah. Ayah dan ibu mendidiknya menjadi pribadi yang berbudi luhur, tangguh, dan jujur.

Sayangnya, kebanyakan orangtua melepaskan tanggung jawab itu setelah anak memasuki jenjang sekolah. Mereka menyerahkan kewajiban mendidik anak pada sekolah. Mereka tidak lagi memperhatikan bagaimana anak berperilaku dan menggunakan waktu di rumah.

Putra-putri dibiarkan menonton TV semaunya, main game online sambil rebahan sesukanya tanpa batas waktu, melek sampai larut malam, dan bangun saat matahari sedang terik-teriknya di tengah hari.

Satu pertanyaan basi yang selalu terlontar, "Apakah kamu sudah makan, nak?" menggambarkan hanya isi perut dan kesehatan anak yang dipikirkan oleh kebanyakan orangtua. Padahal kalau otak putra-putri tak "terisi", bagaimana kelak saat dewasa mereka bisa mengisi perut jika otak kosong, tak punya keterampilan, dan tidak bekerja?

Berharap anak bisa sadar sendiri untuk belajar, untuk rajin mempelajari bahan-bahan pelajaran. Apakah itu masuk akal? Anak masih dalam masa pertumbuhan. Perlu bimbingan dari orangtua untuk disiplin dan rajin belajar.

Anak perlu diajarkan rajin, bukan dibiarkan sadar sendiri. Anak seharusnya dididik jujur, bukan malah diajarkan berdusta dan berbohong. Berdosalah orangtua yang mengajarkan bahwa berdusta itu tidak apa-apa.

Wahai para orangtua, sadarlah, sebelum Tuhan meminta pertanggungjawaban kelak perihal mendidik putra-putri kalian.

Samarinda, 14 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun