Ada 3 (tiga) masukan :
1. Perbanyak perihal kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris di kurikulum dan dalam proses belajar mengajar secara nyata
Ibarat mendengar adalah input, maka berbicara adalah output, hasilnya. Bagaimana bisa mengatakan piawai dalam bahasa Inggris kalau tidak bisa berbicara dalam bahasa tersebut?
Praktik berbicara dalam bahasa Inggris harus mendapat durasi yang banyak demi tercapainya English Speaking Ability yang mumpuni.
2. Meningkatkan porsi kemampuan menulis dalam bahasa Inggris di kurikulum dan dalam proses belajar mengajar secara nyata
Membaca penting, tapi menulis juga sama pentingnya. Sama halnya dengan listening dan speaking yang bagaikan dua sejoli tak terpisahkan, begitu juga dengan reading dan writing.Â
Reading adalah input, masukan ke dalam otak dengan berbagai kosakata beserta dengan pemahamannya; sedangkan Writing adalah output, keluaran dari berbagai kata-kata yang didapat dari aktivitas membaca.
Tidak cukup hanya ability dalam speaking, tapi kemampuan menulis dalam bahasa Inggris sangatlah penting, khususnya dalam dunia kerja yang menuntut syarat active in spoken and written.
Jadi peserta didik harus dipersiapkan sejak dini supaya bisa berbahasa Inggris dengan baik, secara lisan maupun tulisan, supaya dapat bersaing di dunia Internasional.
3. Berikan pelatihan kepada para guru bahasa Inggris secara berkelanjutan; dan mengevaluasi kinerja serta kompetensi mereka secara rutinÂ
Meskipun kondisi dalam masa pandemi covid-19, tidak menjadi penghalang untuk memberikan pelatihan kepada para guru. Malah suatu keharusan menimbang para guru perlu mengetahui tips dan trik mengajar di masa sukar sekarang ini.
Selain itu, kepala sekolah dan pengawas tetap harus memantau kinerja dan kompetensi guru supaya tetap terjaga semangat membagikan ilmu demi mencerdaskan anak bangsa.
* * *
Sekali lagi, tulisan ini sifatnya subjektif dari pengalaman dan pengamatan saya sebagai guru bahasa Inggris selama 20 tahun lebih. Kiranya bisa menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk merancang kurikulum mapel bahasa Inggris yang juga mendukung praktik, bukan sekadar teori saja.
Semoga bermanfaat.
Salam Kompasiana.