Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Parade 5 Lagu Andalan

18 Oktober 2020   11:35 Diperbarui: 18 Oktober 2020   11:39 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (amyirizarry02 via pixabay.com)

Berusaha konsisten posting satu video dalam seminggu tidaklah mudah. Komitmen ini sempat goyah tiga minggu yang lalu.

Awal bulan, hari Sabtu, 3 Oktober 2020, saya tidak bisa menayangkan video gitaran karena faktor kelelahan, sibuk dari Senin sampai Sabtu.

Dan minggu lalu, Sabtu, 10 Oktober 2020, rasa lelah masih mendera. Selain itu, saya juga masih belum menguasai lagu yang menjadi target. Ambyar rasa hati ini.

Maksud hati pada hari Minggu lalu, tanggal 11 Oktober 2020, saya merencanakan untuk membuat kompilasi atau dalam hal ini saya menamakan "parade", karena sebenarnya lagu-lagu yang akan saya tampilkan berikut tidak urut dalam penayangan di channel YouTube, tapi berdasarkan kesan dan nilai sentimental pada lagu-lagu tersebut yang mempengaruhi diri saya pribadi.

Dari sekian banyak lagu yang sudah saya kuasai dan tayangkan di YouTube, ada 5 (lima) lagu yang sangat berkesan di hati. Lima lagu ini begitu merasuk di jiwa, sehingga susah untuk saya lupakan begitu saja.

Apa saja lima lagu yang menjadi andalan saya dalam aktivitas gitaran?

1. Naik-naik Ke Puncak Gunung

Lagu ini termasuk The Big Three, tiga lagu awal yang menjadi garis start saya berkiprah di gitar klasik yang kemudian juga merambah ke fingerstyle

Lagu ini menjadi momentum bagi saya dalam mencintai dunia pergitaran terutama seputar klasik dan fingerstyle, karena gitar yang saya punyai adalah gitar klasik, jadi minat saya tertuju pada dua dunia tersebut.

Saya mempelajari lagu ini waktu saya berstatus siswa SMA kelas satu. Perkenalan saya dengan aransemen gitar tunggal gaya klasik bermula pada sebuah buku berjudul “Gitar Tunggal” karya Kaye A.Solapung. 

Saya tidak menyangka lagu anak-anak yang sederhana bisa digubah dalam aransemen gitar tunggal sebagus itu. Waktu mendengar kaset yang menyertai buku tersebut, saya terpesona mendengar permainan apik yang berkumandang.

Saya tertantang untuk menguasai aransemen gitar tunggal tersebut. Saya lupa kapan persisnya saya menguasai lagu tersebut, dikarenakan kesibukan dalam belajar yang padat sekali.

Yang jelas, saya menguasai lagu tersebut saat masih di SMA juga. Yang saya sesalkan sampai saat ini adalah tiadanya acara perpisahan SMA. Seandainya ada dan gebetan melihat…. Ah, sudahlah.

Setelah melewati ratusan purnama, akhirnya saya merekam permainan gitar saya. Video terunggah perdana di channel YouTube. 

Setelah lebih dari 20 tahun, saya menuangkan video gitaran dalam dunia maya. Ternyata, kemampuan saya dalam bermain gitar tidak sia-sia. Meskipun keterampilan tak seberapa, paling tidak bisa menghibur netizen.

2. Sayonara

Lagu ini adalah lagu yang pertama kali saya kuasai. Lagu gitar tunggal yang memicu saya untuk mempelajari permainan gitar tunggal lebih lanjut.

Lagu anak-anak yang diaransemen ulang dalam bentuk gitar tunggal gaya klasik oleh Bapak Kaye A.Solapung sangat menggoda saya untuk menguasai cara memainkan di gitar klasik andalan waktu itu, saat SMA.

Sederhana tapi berkesan di hati. Begitulah perasaan yang saya peroleh saat mempelajari dan akhirnya menguasai aransemen lagu tersebut.

Dari hasil penguasaan aransemen lagu “Sayonara”, saya mendapat suatu wawasan, yaitu belajarlah dari sesuatu yang sederhana terlebih dahulu. Mulailah dengan langkah kecil. Dengan begitu, ada progress, perkembangan yang terlihat. Daripada langsung memulai langkah besar, tapi tidak terlihat kemajuan yang mencolok.

“Sayonara” adalah batu loncatan buat saya untuk mempelajari lagu-lagu berikutnya.

3. Gelang Si Paku Gelang

Satu lagi aransemen gitar tunggal dari Bapak Kaye A.Solapung yang menarik minat saya. Setelah menguasai "Sayonara", Gelang Si Paku Gelang, lagu daerah dari Sumatera Barat menjadi lagu kedua yang saya kuasai.

“Sayonara” dan “Gelang Si Paku Gelang” sebenarnya mempunyai kemiripan dalam memainkannya, karena menggunakan tiga akor dasar yaitu D, A, dan G. Hal ini menyebabkan saya bisa memainkan keduanya secara bersambung atau istilah Inggrisnya medley karena dimainkan tanpa jeda.

Keduanya juga mempunyai makna yang hampir sama, yaitu tentang perpisahan dan tak perlu bersedih karena kelak akan bertemu kembali. Kedua lagu ini sudah biasa terdengar di PAUD, seperti TK dan SD. 

Saya memainkan dengan cukup baik, meskipun tetap ada rasa grogi, demam kamera. 

4. Love Story

Lagu yang diciptakan oleh Taylor Swift ini sudah menarik hati saya. Sudah orangnya cantik, lagunya pun ciamik. 

Pucuk di cinta, ulam tiba. Yunus Guitarist, salah satu YouTuber yang selalu mengulas tutorial gitar fingerstyle dan menjadi andalan saya, mengajarkan cara memainkan “Love Story” dalam aransemen gitar fingerstyle.

Penuh dengan arpegio. Mungkin itu kata yang bisa dikatakan tepat untuk menggambarkan lagu ini. Aransemen gitar fingerstyle dari Yunus Guitarist meninggalkan kesan mendalam, sehingga saya mengulik lebih jauh. Berlatih sekuat tenaga, meskipun dengan konsekuensi jari-jari tangan kanan dan kiri “keriting” dibuatnya.

Tak mudah menguasai lagu ini. Mungkin sekitar dua minggu lebih baru saya menguasainya. Namun dari proses menguasai aransemen ini, saya belajar satu nilai moral yang sampai sekarang tidak akan pernah basi, yaitu kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Kerja keras terbayar lunas dengan hasil yang baik, meskipun secara pribadi, saya masih belum puas dengan kualitas permainan saya yang terkadang bikin geregetan. 

“Saat latihan oke, tapi selalu grogi waktu di depan kamera.”

Itu yang menjadi permasalahan saya sampai detik ini. Mudah-mudahan saya bisa mengatasinya kelak.

Hasil rekaman "Love Story” bisa Anda saksikan di bawah ini.

5. Wake Me Up When September Ends

Bisa dibilang lagu ini adalah lagu yang tak mungkin akan saya lupakan sepanjang hidup ini. Kenapa? Karena selain kurang lebih sama dengan “Love Story” yang penuh dengan arpegio, lagu ini selalu mengingatkan akan bulan kelahiran yaitu September. Bagaimana bisa lupa kalau bulan kelahiran diri ada di judul lagu?

Melatih lagu ini cukup sulit. Butuh waktu yang tak sedikit. Namun karena lagu ini sudah merasuk dalam jiwa, saya mempelajarinya dengan semangat.

Akhirnya, setelah berupaya setengah hidup, video gitaran tercipta.

* * *

Selama masih kuat, saya akan tetap berlatih. Berupaya menguasai berbagai aransemen lagu gitar fingerstyle. Sampai saat ini, saya masih memainkan aransemen gitar karya pihak lain. Suatu ketika, di masa depan, mudah-mudahan saya bisa membuat aransemen gitar fingerstyle sendiri, sehingga tidak tergantung pada kreasi orang lain.

Kiranya parade 5 lagu andalan ini bisa menghibur Anda semua yang sedang menikmati akhir pekan bersama keluarga. Semoga kita tetap sehat dan sejahtera selalu.

Selamat berakhir pekan.

Salam Gitaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun