Seperti saya sebagai contoh. Saya menentukan lagu apa yang saya ingin mainkan di minggu pertama Juli 2020. Setelah saya menemukan lagu yang cocok dan sesuai, lalu saya berlatih dari hari Minggu sampai Jumat, yaitu 6 hari.
Langkah kedua adalah perekaman. Pengetahuan yang memadai mengenai video dan audio editing perlu diketahui. Bukan sekadar merekam saja.Â
Merekam video dengan resolusi seberapa besar; merekam audio dengan kualitas suara seberapa maksimal; mengedit audio supaya terdengar 'kinclong'; menyatukan (sinkronisasi) video dan audio sehingga menjadi satu kesatuan; dan masih banyak lagi.
Kesemuanya itu perlu dipelajari. Belajar seputar nge-youtube, supaya pengetahuan mengolah video berkualitas bisa didapat.
Mengetahui cara mencari ide untuk konten video; mengetahui cara merekam video dan audio; serta mengerti dan dapat melakukan proses pengeditan video dan audio; lalu menggabungkan keduanya, sehingga menjadi video yang bagus dan bermanfaat.
Belajar mencari ide konten video YouTube; teknik perekaman video; video dan audio editing, semuanya sudah banyak tersedia di Google Campus dan Youtube University. Bisa belajar secara autodidak dari dua sumber tersebut.
Jadi tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Saya sendiri belajar banyak hal perihal nge-youtube selama dua tahun ini. Saya akan membahas lebih mendetail perihal kegiatan nge-youtube saya di tulisan terpisah, karena tulisan ini akan menjadi terlalu panjang kalau dibahas juga proses saya nge-youtube di mari ^_^.
* * *
Anak ingin jadi Youtuber? Tentu saja kita sebagai orang tua sudah seharusnya mendukung, karena profesi sebagai YouTuber juga menjanjikan pendapatan berlimpah.
Hanya saja, 3 hal sebelumnya perlu diberitahukan pada anak, supaya mereka mengetahui bahwa tidak cukup hanya bermodalkan keinginan untuk menjadi YouTuber.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!