Pertanyaan “Kamu guru gitar, Ton?” sudah terlalu sering dilontarkan, baik oleh mantan teman SD, SMP, SMA, dan Universitas. Ibarat minum obat. Nyaris tanpa jeda.
Sebenarnya sudah jelas kalau saya adalah guru bahasa Inggris dan itu terlihat nyata di cover facebook saya yang menyatakan bahwa saya guru bahasa Inggris dan menawarkan jasa les privat bahasa Inggris untuk peserta didik SD, SMP, SMA, dan SMK.
Namun, saya juga tak menyalahkan asumsi para konco.
Kenapa?
Karena:
1. Isi beranda media sosial yang kebanyakan berisi video gitaran di channel YouTube ketimbang tulisan yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa Inggris
Karena pandemi covid-19, kegiatan mengajar agak sedikit berkurang, sehingga saya jadi mempunyai "sedikit" waktu lowong untuk bermain gitar dan menulis.
Karena mubazir kalau main begitu saja, ya saya merekam permainan gitar saya dalam bentuk video dan meng-upload ke channel YouTube gitaran saya.
Memang saya sadari kalau media sosial saya yaitu Facebook dan Instagram dikhususkan untuk membahas seputar pembelajaran bahasa Inggris. Membentuk personal branding saya sebagai guru bahasa Inggris.
Namun saya seperti "kehabisan bensin". Karena tidak mengajar di sekolah, saya merasa kehabisan bahan yang mau dibicarakan. Padahal sudah 20 tahun lebih saya mengajar bahasa Inggris.
Saya pikir, daripada beranda media sosial lama tidak diisi, saya isi saja dengan link video dari channel YouTube gitaran saya.
Eh, malah dikira guru gitar ^_^.