Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Ingin Tahu Seperti Apa Susahnya Jadi YouTuber Amatir? Berikut Kisahnya...

30 Agustus 2020   20:33 Diperbarui: 31 Agustus 2020   14:28 1444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi YouTuber Amatiran (Sumber: www.fiverr.com)

Seperti yang pernah saya tuliskan dalam artikel sebelumnya, saya berkomitmen untuk membagikan video gitaran saya ke channel YouTube secara rutin. One week - one video.

Sudah jalan tiga minggu. Memasuki minggu keempat ini, saya menyiapkan lagu yang “sedikit” lebih sulit. Kenapa saya katakan lebih sulit? Karena banyak arpeggio, nada-nada yang harus dimainkan secara bergantian, tetapi berurutan, sehingga peluang untuk melakukan kesalahan juga bisa banyak pula.

Tak mengapa. Tantangan buat saya.

Sebenarnya saya berencana untuk merekam dan meng-upload video di hari Sabtu kemarin, 29 Agustus 2020. Namun karena ada urusan perihal pekerjaan, baru hari ini saya bisa merekam dan mengunggahnya.

Persiapan fisik dan perlengkapan

Fisik sebelum memainkan alat musik dan merekam haruslah dipersiapkan semaksimal mungkin. Sarapan pagi menjadi koentji awal sebelum nge-youtube, supaya bisa fokus.

Setelah sarapan, memilih pakaian untuk show tidak memusingkan bagi saya. Yang penting pas dan nyaman di hati, eh di badan ^_^.

Bagian yang terpenting adalah mempersiapkan "peralatan tempur" untuk keperluan perekaman, seperti Sony Voice Recorder, gitar andalan, dan smartphone.

Seperti biasa, saya menempelkan double tape mobil di voice recorder. Gunanya supaya voice recorder bisa menempel dengan kokoh di body gitar dekat lubang gitar. Selain itu, saya juga menempelkan double tape ke smartphone. Saya merekatkan smartphone ke tembok, supaya sesuai dengan ketinggian yang saya mau.

Proses perekaman

Setelah kamera smartphone sudah ready dan senar gitar sudah siap dipetik, tibalah saat perekaman.

Jam waktu itu menunjukkan pukul 10.00 WITA.

Apakah saya langsung merekam permainan gitar saya? Tentu saja tidak. Ibarat mesin sepeda motor di pagi hari yang sejuk, sehingga perlu “dipanasi” terlebih dahulu sebelum meluncur dengan nyaman, begitu juga dengan jari-jari tangan kanan dan kiri saya. Perlu pemanasan.

Saya memainkan sebuah aransemen lagu dengan judul yang sama dengan minggu lalu, yaitu "Love Story" dari Taylor Swift, tapi dengan tingkat kesulitan yang berbeda dari minggu sebelumnya. Kalau yang minggu lalu bisa dikategorikan level 1, yang sekarang mungkin diklasifikasikan ke level 3 atau 4.

Lagi serius rekaman | Dokumentasi Pribadi
Lagi serius rekaman | Dokumentasi Pribadi
Saya memainkan lagu di gitar sebanyak 2-3 kali untuk melenturkan jari-jari tangan kiri dan kanan.

Setelah merasa jari-jari tangan cukup “panas”, saya pun mulai merekam.

Apakah hanya sekali rekam langsung beres? Oh tidak, Ferguso. Tidak semudah itu. Seperti sebelum-sebelumnya, ada kekeliruan petik atau pencet selama beberapa kali pada bagian-bagian tertentu. Saat latihan, lancar jaya, tapi sewaktu rekaman, ternyata malah salah kembali. Lumrah saja.

Saya merekam sebanyak empat kali, tapi yang lolos dari eliminasi adalah video nomor 2, karena bagi saya, video kedua adalah yang paling baik dibandingkan tiga video lainnya.

Jadi fix video kedua naik ke podium juara dan berhak ditindaklanjuti ke jenjang yang lebih tinggi.

Proses editing

Setelah menentukan video yang pas, saya melaksanakan strategi proses editing. Audio mendapat giliran terlebih dahulu.

Saya memindahkan audio yang ada di dalam Sony Voice Recorder ke smartphone menggunakan kabel OTG. Mungkin Anda bertanya, kenapa saya memakai rekaman audio dari voice recorder alih-alih mengandalkan suara dari video langsung?

Hal tersebut karena kalau mengandalkan suara dari video langsung buah rekaman smartphone, akan ada banyak noise atau suara di sekitar yang juga ikut terekam saat proses perekaman terjadi. Di voice recorder, ada fitur noise cut, yang berguna untuk mereduksi suara-suara yang mengganggu dari sekitar.

Namun, tidak cukup dengan hanya mengandalkan kualitas audio dari voice recorder. Saya perlu mendandani audio supaya terdengar lebih ciamik dan cetar membahana. Aplikasi Lexis Audio Editor adalah aplikasi pengolah audio andalan saya dari sekian banyak aplikasi pengolah audio yang berkualitas.

Apa saja yang menjadi elemen-elemen penting dalam mempercantik audio supaya tampil oke? Saya hanya mewarnainya dengan reverb, equalizer / amplifier, dan compressor. Kegunaan dari ketiga elemen ini akan saya bahas di tulisan terpisah, karena sifatnya teknis dan akan memakan banyak ruang di mari ^_^.

Setelah audio sudah saya anggap mumpuni, saya pun memasukkan video dan audio ke aplikasi pengolah video andalan yaitu KineMaster Lite.

Saya sudah mencoba memakai beberapa aplikasi pengolah video, namun sesudah mencoba dari sekian banyak tersebut, pilihan saya jatuh pada KineMaster Lite, karena menurut saya lebih mudah dan sederhana dalam pengoperasian.

Saya “mematikan” suara di video, supaya audio yang akan terdengar nanti adalah yang berasal dari audio hasil rekaman voice recorder.

Ada juga langkah krusial lainnya yang tak kalah penting yaitu melakukan proses trimming atau memotong bagian video dan audio yang tidak perlu disertakan di video final, seperti sedang merapikan rambut dengan tangan, bagian akhir saat mau mematikan kamera smartphone, dan hal-hal tak penting lainnya.

Setelah itu, saya menonton video hasil editing tersebut sekitar dua sampai tiga kali untuk memeriksa kesesuaian antara video dan audio serta memastikan kualitas audionya memadai.

Sesudah palu diketokkan, video final sudah layak tonton. Saya meng-export video ke format Full HD, supaya tampilan berada dalam kondisi paling maksimal. 

Hasilnya? Tonton langsung di tayangan berikut ^_^

Waktu menunjukkan pukul 11.30 WITA saat saya menyelesaikan proses editing. Jadi waktu yang dibutuhkan mulai dari perekaman sampai editing selesai adalah sekitar 1 jam 30 menit.

Bagian akhir dari semuanya, saya meng-upload video ke channel YouTube Gitaran saya, kemudian saya membagikan (share) link-nya ke media sosial saya, seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Untuk pamer kebisaan? Tidak. Saya hanya sekadar berbagi kegembiraan setelah seminggu, tujuh hari, saya berlatih keras untuk menguasai aransemen lagu tersebut dan beginilah hasilnya, untuk menghibur siapapun yang ingin menontonnya.

Kesan dan pesan

Kesan saya sebagai YouTuber Amatir adalah memang susah melakoninya, karena semua hal, mulai dari persiapan dalam berlatih memainkan aransemen gitar guna meraih kualitas permainan gitar yang oke, kondisi fisik prima, peralatan perekaman, dan pernak-pernik lainnya, harus dilakukan seorang diri.

Memang repot, tapi saya senang saja. Saya menikmati semua prosesnya. Saya akan tetap berusaha memperbaiki kualitas diri dan video untuk konten-konten berikut di waktu mendatang. Itu sudah tekad saya.

Pesan saya untuk Anda yang ingin menjadi YouTuber adalah tidak perlu ragu untuk membuat dan membagikan video di channel YouTube Anda. Pakai saja alat yang ada. Kalau cuma punya smartphone, ya pakai saja smartphone yang ada. Jangan karena alasan alat seadanya sehingga mengakibatkan terhalangnya Anda untuk berkreasi. 

Saya pun dulunya cuma punya smartphone. Sembari berkarya, Saya menabung untuk membeli perlengkapan merekam. Waktu uangnya terkumpul, saya bisa membeli voice recorder yang saya inginkan. Saya memulai dengan smartphone biasa. Seiring berjalannya waktu, saya bisa melengkapi “peralatan tempur” saya.

Jadi, buat konten video yang bermanfaat. Kreasikan semaksimal mungkin, lalu bagikan di channel YouTube Anda.

Jangan hanya merekomendasikan channel YouTube orang lain saja, karena channel YouTube Anda juga sama berharganya ^_^.

Salam Kompasiana 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun