Sesudah bercakap-cakap selama beberapa menit, saya pun pamit pulang.
Saya tidak membuka Kompasiana selama beberapa hari, namun saat saya kembali minta izin pada sang teman untuk menggunakan kembali netbooknya, saya melihat kalau artikel saya tersebut diberi predikat AU oleh mimin K.
Bagaimana perasaan saya?
Tentu saja senang ^_^.
Ternyata, buah pikiran saya mendapat apresiasi dari pihak K.
Baca juga:Â 3 "Peralatan Tempur" bagi Pelajar dan Mahasiswa Demi Kemampuan Berbahasa Inggris yang Excellent
Berusaha konsisten menulis
Puji Tuhan, sekarang saya sudah mempunyai smartphone baru. Ada rezeki. Enaknya, dengan smartphone baru ini, saya bisa lebih cepat mengetik. Tidak seperti smartphone saya sebelumnya yang tidak support OTG, smartphone yang baru ini sudah support OTG, sehingga saya bisa menghubungkan smartphone ke keyboard PC dengan bantuan kabel OTG.
Akibatnya?
Ngetik jadi lebih cepat. Sepuluh jari. Bukan sebelas jari; atau kalau di smartphone lawas, hanya pakai satu jari telunjuk kanan saja untuk mengetik. Lambat. Makanya saya tidak leluasa menayangkan artikel baru setiap hari.
Mudah-mudahan, dengan adanya kemudahan yang terdapat pada ponsel pintar yang saya punya saat ini (berharap yang punya juga tambah pintar, tidak kalah sama sang ponsel ^_^), Â saya bisa konsisten menulis. Tidak terbatas di K saja, namun juga di media-media online lainnya.
Jadi, seandainya ada persoalan, situasi, dimana smartphone tidak berfungsi, menulis tetap jalan terus. Kertas dan pulpen menjadi solusi. Setelah selesai menulis, baru mengetik di laptop teman atau saudara.