Apa mereknya? Rahasia. Nanti dikira promosi lewat. Cukuplah saya, sang motor, petugas Samsat, anggota keluarga, dan Tuhan saja yang tahu.
Oya, sebelumnya saya mohon maaf kalau tidak menyertakan gambar atau foto dokumentasi, karena smartphone saya rusak di awal Juli. Itulah sebabnya, saya kurang produktif menyumbangkan tulisan di Kompasiana di bulan Juli ini.
Meskipun begitu, menulis tetap jalan terus. Tak ada smartphone, tidak masalah. Kertas, buku, dan pulpen pun jadilah. Terbitlah tulisan receh ini.
Sekarang, tulisan ini bisa saya bagikan, karena ada rezeki untuk membeli smartphone baru.
Beberapa hari sebelumnya, saya sudah bertanya pada beberapa teman dan mereka menginfokan bahwa saya datang jam 07.30 saja. Jangan jam enam pagi. Kepagian.
"Sekarang ada satu lagi kantor Samsat Penuh yang dibuka di Samarinda Seberang guna melayani pembayaran PKB STNK lima tahunan dan Pelat," kata Simon (nama samaran), salah seorang teman yang juga baru mengurus STNK beberapa hari sebelumnya.
Jadi karena sekarang di Samarinda ada dua kantor Samsat Penuh yang melayani pembayaran PKB STNK lima tahunan dan Pelat, sedikit banyak, akan mengurangi kerumunan membeludak di Samsat Penuh Jalan Wahid Hasyim.
Saya pun tiba di Samsat Penuh Jalan Wahid Hasyim pada pukul 07.30 WITA (Waktu Indonesia Tengah). Saat itu, sudah lumayan banyak warga yang ingin mengurus perpanjangan pajak kendaraan bermotor, balik nama, dan lain-lain.
Saya melajukan sepeda motor ke parkiran bawah, tempat dimana cek fisik kendaraan dilakukan.
Masih sepi waktu itu. Sudah ada sekitar lima orang yang menaruh berkas persyaratan untuk pengurusan perpanjangan STNK lima tahunan dan Pelat, yaitu STNK asli, fotokopi STNK, fotokopi BPKB, dan fotokopi KTP.
Tunggu punya tunggu selama satu jam. Jam 08.30 WITA, layanan dibuka. Cek fisik kendaraan bermotor dilakukan satu per satu. Syukurlah, berjalan cepat dan mulus, lalu saya diarahkan ke lantai satu untuk menuntaskan semua prosedur.Â