Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

3 Langkah Taktis dalam Menghadapi Badai Kehidupan

5 April 2020   11:08 Diperbarui: 5 April 2020   11:16 1790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : wordsforliving.org

Sekarang, saat ini, adalah masa yang sukar bagi semua orang. Covid-19 sudah memorak-perandakan seluruh aspek kehidupan manusia di bumi ini. 

Badai kehidupan yang disebabkan oleh virus ini membuat mayoritas penduduk dunia menjadi takut pesimis, ragu dengan masa depan. Mau jadi apa dunia ini ke depan? Apakah ras manusia akan punah diakibatkan oleh virus ini? Bagaimana dengan keluarga? 

Berjuta pertanyaan berkecamuk. Badai seakan tidak mereda, terlihat tak terkendali.

Bagaimana respons kita? 

Apakah kita panik, pasrah, atau mencari jalan selamat sendiri-sendiri?

Apakah kita hanya bisa menangisi diri kenapa hidup di masa ini? 

Apakah kita malah cuek saja, menerima nasib, dan berkata, "Kalau memang saatku mati saat ini karena Corona, ya sudahlah"?

Apapun respons Anda, itu adalah hak Anda.

Setiap orang berhak menanggapi badai ini menurut sudut pandangnya masing-masing.

Saya pribadi, seperti halnya pelaut di lautan dan samudera, sama saja dengan Anda semua. Kondisi sekarang memang mengaduk-aduk hati saya juga. Terkadang di atas. Terkadang di bawah. 

Namun, saat mengenang masa lalu, saya juga pernah mengalami kejadian-kejadian parah yang memang tak sebanding dengan saat ini, tapi saya bisa melaluinya karena melakukan 3 langkah taktis ini. 

3 langkah taktis ini sudah membantu saya dalam menghadapi badai kehidupan saya dulu dan saat ini, 3 langkah taktis ini tetap membantu saya melalui masa-masa sulit yang saya hadapi sekarang. 

Kiranya juga bisa membantu Anda dalam menghadapi badai kehidupan saat ini. 

Apa saja 3 langkah taktis tersebut?

1. Membaca firman-Nya

Membaca firman-Nya adalah langkah taktis pertama yang sangat vital dalam menghadapi badai. 

Terlepas dari agama yang Anda anut, membaca kitab suci adalah suatu keharusan, karena dengan begitu, kita mengetahui kenapa kita ada di dunia ini, tujuan dan rencana Sang Pencipta pada diri kita. 

Kitab suci adalah "kompas" dalam hidup kita. Ibarat kita berada dalam sebuah kapal di tengah samudera yang bergelombang. Badai menerpa. Seandainya tidak ada kompas, kita akan tersesat. Salah jalan. Hidup yang mengalir tanpa kita ketahui arah dan tujuan akan berakhir dengan penyesalan dan kesia-siaan.

Firman-Nya mengajar kita bagaimana menjalin hubungan dengan-Nya, dengan sesama, dan juga bagaimana menghadapi badai kehidupan dan kesuksesan. Terkadang kalau sukses, lupa Tuhan, tapi kalau saat dapat musibah, baru ingat Tuhan (mudah-mudahan Anda tidak seperti ini). 

Baik dalam susah maupun senang, kita hendaknya tetap mengingat akan kebaikan Tuhan dan beribadah kepada-Nya, meskipun hanya di rumah masing-masing. 

Karena saya beragama Kristen Protestan, saya membaca Alkitab setiap hari di pagi hari. Saya belajar mendisiplinkan diri. Tidak mudah untuk melakukannya. Roh memang penurut, tapi daging lemah. Rasa kantuk di saat subuh sering melanda. Rasa malas selalu menggoda.

Namun, saya tetap berjuang untuk disiplin. Rasa haus dan lapar akan firman Tuhan selalu menggedor hati saya setiap pagi sebelum mengerjakan hal-hal lain. 

Kalau terlewat tidak membaca dan merenungkan firman Tuhan di hari yang bersangkutan, rasanya ada yang kurang dalam diri dan aktivitas seharian terasa "tersendat-sendat".

Dalam firman-Nya, saya juga mendapat pencerahan, terutama sewaktu mengalami kesulitan finansial dulu saat kuliah, dan sekarang, di saat badai corona ini. 

Salah satu bagian dalam Alkitab (selain dari bagian-bagian lain yang juga memberi saya hikmat untuk tetap kuat dalam hidup ini) adalah Mazmur 23. 

Anda bisa membacanya sendiri di rumah. Inti dari Mazmur 23 yang ditulis oleh Daud, seorang tokoh besar yang pernah ada dalam sejarah, adalah kita menjadikan Tuhan sebagai gembala kita, pemimpin yang menjaga kita, yang akan memenuhi kebutuhan kita, dan selalu melindungi kita, meskipun kita melewati lembah kekelaman sekalipun. 

Membaca Mazmur 23 ini selalu membuat saya meneteskan air mata. Pasal ini menguatkan saya. Pasal ini meyakinkan saya bahwa saya tidak berjalan sendiri dalam badai corona ini. Ada Tuhan yang selalu beserta dengan saya, menemani saya dalam masa-masa sulit ini.

Kitab suci meneguhkan iman percaya saya. Semoga Anda, apapun agamanya, lebih menggiatkan diri, membaca kitab suci, merenungkannya siang dan malam, supaya semakin yakin bahwa Anda tidak sendirian menghadapi badai saat ini. 

2. Berdoa

Kita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang serupa dan segambar dengan-Nya; serta paling mulia, melebihi ciptaan-ciptaan-Nya yang lain.

Di dalam Alkitab, tertulis bahwa Adam dan Hawa diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan, dan setiap hari, Tuhan bercakap-cakap secara langsung dengan manusia. 

Karena manusia jatuh dalam dosa, Tuhan mengusir Adam dan Hawa dari taman Eden, dan sejak itu manusia tidak bisa "berbicara" secara langsung, tidak bisa bertemu muka dengan muka secara langsung dengan Tuhan, karena manusia tidak murni lagi di hadapan Tuhan. 

Meskipun begitu, manusia masih bisa berkomunikasi dengan Tuhan lewat doa. Doa sebagai cara komunikasi antara manusia dengan Tuhan, supaya hubungan tetap terjalin. 

Doa membuat saya lebih kuat dalam menjalani hidup yang berat ini. Apalagi, dalam situasi sekarang, di tengah ketidakpastian dalam menghadapi badai corona. 

Daripada bingung dan pedih membaca atau menonton berita seputar corona dan berita-berita negatif lainnya di dunia maya, kenapa tidak mengambil posisi berlutut dan berdoa di hadapan Tuhan, pencipta langit dan bumi beserta isinya?

Doa akan membuat saya, Anda, dan kita semua kuat dalam hidup ini. Berdoalah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Bersama dengan Tuhan, kita lakukan perkara-perkara besar. 

Dukung para tenaga medis, relawan, keluarga, dan lain sebagainya dalam doa. Dengan begitu, mereka akan mendapat kekuatan daripada Tuhan di tengah badai corona ini. 

3. Lakukan bagian kita

Membaca firman sudah. Berdoa juga sudah. Sekarang giliran kita untuk melakukan bagian kita, apa yang kita bisa lakukan secara fisik di saat badai melanda. 

Karena setelah iman timbul dari membaca firman-Nya, dan doa meneguhkan iman percaya, serta memberi penguatan, tidak lengkap jika tanpa perbuatan nyata. 

Iman tanpa perbuatan adalah mati. 

"Saya kan pekerja di luar rumah. Apa yang saya bisa kerjakan di rumah dan menghasilkan uang?" Salah satu teman saya, sebut saja Farrel, bertanya. 

Sekaranglah saatnya menggunakan smartphone untuk mencari uang. Daripada menggunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif, sekadar hiburan semata, seperti main game online dan nonton video hiburan di Youtube, kenapa tidak menggunakannya untuk menghasilkan uang.

Bisa dengan cara berbisnis online. Jadi reseller atau dropshipper bisa menjadi solusi mendapat uang. Kita mempromosikan produk lewat media sosial seperti Instagram dan facebook, lalu kalau ada yang membeli, kita tinggal mentransfer uang ke supplier, kemudian supplier yang akan mengirim barangnya ke pembeli, dan selisih harga menjadi milik kita.

Kita juga bisa mendapat uang lewat menulis. Sekarang sudah banyak situs dan blog yang memberi imbalan berupa uang kepada penulis-penulis lepas yang tulisan-tulisannya layak muat. 

Kompasiana adalah salah satunya yang memberi penghargaan berupa uang lewat program K-Rewards (ayo kita tulis di mari. Selain ada kemungkinan bisa mendapat K-Rewards, juga untuk semakin menebarkan manfaat dan nilai-nilai positif bagi sesama ^_^).

Selain itu, ada banyak kompetisi blog atau lomba menulis di dunia maya. Menulis untuk menang dan mendapatkan uang? Kenapa tidak? Itu sah-sah saja. Apalagi mengerjakan sesuatu yang disuka, tidak terasa seperti bekerja ^_^.

Mendapatkan uang untuk keluarga dan juga selebihnya bisa berbagi untuk sesama, sehingga apa yang dipercayai tidak menjadi sekadar teori. Praktik nyata perlu diejawantahkan. 

Masih banyak ide untuk mendapatkan uang lewat internet. Anda bisa searching di Google. Yang jelas, selama masih ada internet, kita bisa berbuat banyak untuk mencari uang dan berbagi untuk sesama, meskipun kita di rumah saja. Asal ada niat, pasti akan ada jalan. 

* * *

Kiranya bisa bermanfaat bagi Anda semua dalam menghadapi badai kehidupan saat ini.

Apapun yang terjadi saat ini, semuanya adalah seizin Tuhan. 3 langkah taktis ini akan tetap membuat kita tetap percaya bahwa akan ada pelangi yang muncul setelah badai corona.

Selalu ada mujizat bagi orang yang percaya kepada-Nya. 

Percayalah kepada-Nya. Selalu ada harapan di dalam-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun