Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Mencium Hujan" ala Yiruma dan Korelasi dengan Kematian

25 Februari 2020   15:36 Diperbarui: 25 Februari 2020   15:44 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : coconuts.co

Pada awalnya, saya tidak tahu judul lagu ini. Saya sering mendengar lagu ini waktu di gereja.

Mungkin Anda bertanya, "Lho, kok bisa?"

Yang jelas, lagu ini bukan lagu rohani kristiani, karena saya waktu itu belum pernah mendengar lagu ini sebelumnya.

Saya mendengar lagu ini sebagai pengiring berita duka yang ditayangkan di multimedia saat ibadah mendekati usai. Berita duka telah berpulang ke rumah Bapa di Surga, Ananda ...., atau Bapak ..., atau Ibu ....

Saya sangat tersentuh waktu mendengar lagu ini. Sangat pas dalam menyertai semua berita duka tersebut. Saya meneteskan air mata beberapa kali, melihat tayangan di multimedia sambil mendengar lagu ini dikumandangkan. Membuat saya teringat kepada ayah dan ibu yang sudah tiada.

Dentingan piano dari lagu ini begitu menyentuh. Begitu mengalir. Membuat hati saya terketuk. Saya jadi kepengin tahu judul lagunya.

Saya pun akhirnya bertanya pada kakak perempuan saya yang berada di Jakarta. Rani, sebut saja begitu, adalah seorang guru piano.

"Mbak, tahu judul lagu ini gak?" tanya saya sambil bersenandung lewat hape.

"Wah, gak tau, Ton. Kamu dengar di mana?"

"Gereja. Mengiringi berita duka."

"Nanti lain waktu direkam pake hape. Supaya aku bisa dengar jelas. Kalau pake senandung, kurang jelas."

"Oke, Mbak."

Saya pun menunggu saat berita duka ditayangkan di multimedia. Bukan karena suka ada kematian, tapi penasaran dengan lagu yang menyertai berita duka tersebut. Saya sudah siap merekam lagu tersebut dengan hape ready di tangan.

Sambil menunggu kalau-kalau ada berita duka, saya juga mencari di Youtube lagu-lagu instrumental piano. Kebetulan, selain gitar, saya juga senang mendengarkan lagu piano. Bisa juga main sedikit-sedikit, tidak terlalu lancar ^_^.

Saya tertarik dengan nama Yiruma. Saya sering mendengar nama ini, tapi tidak pernah mendengar karyanya. Menurut View Count, lagu paling populer dari beliau adalah River Flows in You dengan sekitar 104 juta views. Lalu saya beranjak ke Kiss The Rain dengan views sekitar 28 juta.

Waktu mendengar lagu Kiss the Rain, saya seperti mendapat durian runtuh. Akhirnya saya temukan lagu ini! Lagu yang membuat saya penasaran dan membuat saya meneteskan air mata saat mendengar denting pianonya yang mengalun tanpa henti seperti tetesan air.

Saya pengin tahu lebih lagi tentang lagu ini. Apalagi saya mendapat tutorial gitar fingerstyle yang memainkan lagu ini. Seperti kebiasaan saya di sebelum-sebelumnya, setelah merekam hasil latihan gitaran, saya akan mengulas perihal lagu yang dimainkan di video. Kali ini pun juga seperti itu.

Sayangnya, referensi situs atau blog yang saya temukan, menurut saya, kurang bisa dipertanggungjawabkan. Kenapa? Karena kebanyakan menginterpretasikan makna lagu Kiss The Rain sebagai perpisahan antara sepasang kekasih yang tak mungkin bisa bersatu kembali selamanya.

Apakah berhubungan dengan drakor alias drama korea yang mungkin ada memakai lagu ini sebagai soundtrack? Bisa jadi, mengingat Korea Selatan, negara asal Yiruma memang terkenal dengan drakor-nya.

Saya pun mencoba mencari situs resmi Yiruma. Sayangnya, setelah diubek-ubek kiri-kanan-muka-belakang, mencoba berbagai kata kunci, mulai official blog Yiruma sampai Yiruma fanbase, saya tak juga menemukan blog resmi Yiruma.

Di caption video Youtube Kiss the Rain, Yiruma juga tidak menjelaskan makna lagu yang dia mainkan.

Saya lupa nama musisi yang pernah mengatakan bahwa musik instrumental itu "membebaskan" pendengar untuk menginterpretasikan makna lagu yang didengar menurut persepsi masing-masing orang. Berbeda dengan lagu yang ada liriknya, yang mana makna lagu sudah "dikunci" oleh judul dan lirik lagu tersebut, misalnya "Kangen" dari Dewa 19 yang berbicara tentang betapa kangennya sepasang kekasih yang terpisah jauh (saya pernah memainkan lagu ini dengan versi gitar fingerstyle. Bisa ditonton di bawah ini ^_^).

Mungkin Yiruma sengaja membiarkan semua orang bertanya-tanya apa sesungguhnya makna lagu Kiss the Rain.

Apakah berbicara tentang patah hati?

Apakah tentang berpulangnya salah seorang anggota keluarga?

Apakah tentang kenangan masa lalu yang manis dengan orangtua atau yang dia kasihi?

Akan muncul beribu atau mungkin bisa berjuta makna, dan bisa-bisa tulisan ini tak akan pernah berakhir.

Kita semua bebas menginterpretasikan. Tidak ada larangan untuk itu.

Saya sendiri menginterpretasikan sebagai situasi saat hujan deras, seperti judulnya, dimana saya mengenang kembali momen-momen indah bersama ayah dan ibu saya, dimana sewaktu kecil, saat usia SD, saya menyiram bunga bersama ibu; menggemburkan tanah, lalu menanam lidah buaya dan bunga-bunga yang lain; memandang mekarnya bunga saat malam bersama ibu, sambil berbincang.

Bersama ayah, pengalaman berkeliling peternakan sapi dan ayam petelur merupakan kenangan yang tak mungkin terlupa. Saya memungut telur-telur yang dihasilkan bersama ayah, lalu kami memanen hasil singkong dan jagung, kemudian kami sekeluarga menikmati nasi panas beserta ikan bakar dan sayur bening yang sudah ibu siapkan dari rumah.

Potongan-potongan kenangan itu berkelebat di benak tatkala mendengar lagu ini. Saya terhanyut. Semua pengalaman itu hanya tinggal menjadi kenangan indah. Saya pun mempelajari lagu gitar fingerstyle "Kiss The Rain" aransemen dari Yunus Guitarist, untuk mengenang ayah dan ibu yang memberi warna pelangi dalam hidup saya, dan sebagai ucapan terima kasih, meskipun mereka sudah tiada.

Bagaimana dengan interpretasi Anda?

Silakan berkomentar di kolom tanggapan, atau mungkin menulis artikel lain kalau berbeda interpretasi. Karena lagu instrumental memang bisa bermakna lain, karena setiap orang punya latar belakang dan pemahaman yang berbeda.

Terima kasih kepada Smartfren yang telah membantu saya dalam mengunggah video gitaran saya ini ke Youtube. Banyak hal yang saya dapat dari Smartfren. Selain kecepatan akses, harga kuota terjangkau, juga ada keuntungan-keuntungan lainnya. Untuk keuntungan yang seabrek dari Smartfren. Apalagi saat ini Smartfren sedang melaksanakan program undian #smartfrenWOW yang berhadiah Rumah, Mobil, Motor dan berbagai hadiah lainnya. Saya telah menukarkan #SmartPoin melalui aplikasi MySmartfren untuk mendapatkan kupon undian. Anda bisa mengeceknya disini. (https://www.smartfren.com/wow/undian)

Akhir kata, sebenarnya tidak ada kejelasan korelasi yang signifikan antara lagu "Kiss The Rain" dengan kematian. Nada sendu dari lagu instrumental ini yang menggiring kebanyakan persepsi orang pada makna kematian.

Apa interpretasi Anda? Feel free to share your idea ^_^.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun