Saya jadi merasa malu. Dia cuma lulusan STM (Sekolah Tehnik Menengah, setingkat SMK sekarang), namun pola pikirnya lebih dewasa, lebih positif dibanding kebanyakan sarjana, yang gengsi dapat kerjaan jadi sales. Saya juga malu, karena saya waktu itu berada dalam posisi runyam karena status pekerjaan. Namun, mengetahui fakta optimisme Pak Tarno, saya pun tersadar.
"Saya harus bangkit kembali," Itu tekad saya kalau mengingat pengalaman ini.
2. Basuki, Penjual Gorengan
Orang kedua yang menginspirasi saya adalah seorang laki-laki yang mungkin sekitar 50 tahun usianya. Basuki (bukan nama sebenarnya) menjalankan bisnis jual gorengan (pisang goreng, singkong goreng, ote-ote, dan ampal jagung) dari satu pasar malam ke pasar malam lainnya.
Pertemuan tak sengaja sebenarnya.
Saya suka jogging di suatu area yang bisa dibilang taman kota. Terkadang saya jogging di jalan, namun lebih banyak di area taman kota ini. Dan biasanya, setiap Sabtu sore, mulai pukul 5 sampai malam, yaitu malam minggu, pasar malam ada di situ.
Mulai dari penjual baju bayi, sampai penjual sayur ada di sana.
Salah satu yang termasuk laris adalah penjual gorengan.
Tak heran kalau laris. Selain rasa yang oke, bumbu kacangnya pun yahud.
Harga? Lima ribu dapat tiga gorengan. Terbilang murah, terjangkau. Apalagi size, ukuran dari gorengan yang besar. Satu gorengan sudah cukup membuat kenyang. Meskipun begitu, tetap buat saya ketagihan untuk melahap gorengan berikut ^_^.
"Sudah lama jual gorengan, Pak?" tanya saya, sambil menyantap ampal jagung.
"Yah, lumayan, Pak. Sudah 10 tahun."