Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dosen, "Sang Mahaguru" yang Lebih dari Digugu dan Ditiru

17 Juni 2019   08:53 Diperbarui: 18 Juni 2019   02:48 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: coffingdw.com

Mungkin Anda berpikir, cerita di atas pasti cuma rekaan.

Memang, itu cuma rekaan, namun dosen yang mengucapkan "stupid" itu bukan rekaan, tapi kenyataan.

Saya menulis artikel ini bukan bermaksud mencemarkan nama baik siapa pun, meskipun dosen ini benar-benar ada, dan saya pun tidak ada kepentingan dan rasa sakit hati pada beliau.

Saya menulis artikel ini dengan maksud supaya ada pembelajaran yang baik, terutama dari pihak para dosen, agar bertingkah laku dan bertutur kata yang baik dan sopan pada siapa pun, meskipun orang-orang tersebut (dibaca : mahasiswa) sekarang dalam kondisi "bukan siapa-siapa" alias nobody; namun mungkin suatu hari kelak menjadi "seseorang" atau somebody yang sukses dan tajir.

Tentu saja, perkecualian saya tujukan pada Ibu Lusy Mariana Pasaribu dan Bapak Johanis Malingkas, rekan kompasianer yang berprofesi sebagai dosen.

Saya percaya, yakin 1000 persen, kalau Bu Lusy dan Pak Johanis adalah dosen-dosen yang berperilaku baik dan sopan. Kenapa saya berpendapat begitu? Karena beliau-beliau ini tidak sombong, suka memberi vote pada artikel-artikel receh dan puisi-puisi picisan saya, dan juga terkadang memberi komentar yang menyejukkan di bawah artikel-artikel saya ^_^.

Beliau-beliau ini juga suka berbagi ilmu lewat tulisan.

Bagaimana sih ceritanya?

Jadi begini ceritanya.

Sebut saja nama dosen itu Gunawan. Kalau melihat nama, seharusnya memberikan "kegunaan", manfaat untuk orang lain. Namun sayangnya, bukan "guna" yang didapat, malah "bencana".

Kata-kata "stupid", bungul, bodoh, dan kata-kata merendahkan lainnya keluar dari mulut sang dosen, yang seharusnya dipanggil "mahaguru". Mahaguru? Kalau dari SD sampai SMA, berpredikat siswa atau siswi. Waktu di Perguruan Tinggi, disebut mahasiswa dan mahasiswi. Siswa yang maha. Siswi yang maha.

Nah, sama dengan sebutan guru dari SD sampai SMA; seharusnya waktu di Perguruan Tinggi, disebut mahaguru, bukan dosen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun