Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

3 Pertanyaan yang Paling Menjengkelkan di Bawah Kolong Langit Ini

13 Mei 2019   00:13 Diperbarui: 13 Mei 2019   00:23 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, Mereka bosan melihat putra atau putri mereka tergantung pada mereka terus. Mereka ingin putra-putri tersayang mandiri. Makan, makan sendiri sudah, Tidur, tidur sendiri sudah (tapi jangan keterusan tidur sendiri. Harus ada pasangan dong. Yang sah, tentu saja ^_^). Rumah, rumah sendiri yang belum ada. 

Masih tinggal di Pondok Orangtua Indah. Ini sih sebenarnya umum terjadi. Biasanya malah orangtua senang putra-putri mereka masih tinggal serumah, meskipun sudah sarjana dan bekerja. Namun ada beberapa yang lain ingin anak-anak mereka mandiri, punya rumah sendiri. Paling tidak, persiapan sebelum menikah.

Kedua, Mereka ingin semua orang melihat kalau putra-putrinya mendapat pasangan hidup. Apalagi kalau putri. Lewat 30, sudah jadi bahan omongan, gosip. Makin digosok, makin sip. Dianggap perawan tualah, tertutuplah, juteklah, terlalu sibuk dengan karierlah, tempat kaporit hanya kantor dan rumahlah, de-el-el, de-es-be, sampai panjang berderet.

Karena anak-anak sudah berkeluarga, berarti anak-anak mereka sudah dewasa sepenuhnya. Nah, poin ketiga adalah sambungannya ^_^.

Ketiga, Mereka ingin momong cucu.

Dengan adanya cucu, berarti mereka mempunyai 'kesibukan baru' di masa tua. Hiburan yang menyenangkan, dimana mereka sudah tak bekerja, pensiun dari tempat kerja, sedangkan menantu dan anak mereka sibuk mencari uang dari pagi sampai sore, bahkan mungkin sampai malam. Otomatis, mereka, para kakek dan nenek, mempunyai pekerjaan baru di masa tua. Momong cucu.

3. Anaknya berapa?

Nah, kalau seandainya pertanyaan ini ditujukan kepada sepasang suami-istri yang sudah mempunyai anak, tentu tak masalah.

Tapi kalau seandainya, sudah lama menikah, tapi belum ada anak yang hadir di antara mereka, tentu saja membuat sesak di dada. Sakitnya tuh di sini (nunjuk dada sendiri ^_^).

Tapi kalau belum nikah, lebih sakit lagi. Dilema. Kalau bilang,"Sudah," takut dosa, karena tak jujur. Kalau bilang, "Saya belum nikah," maka pertanyaan lanjutan yang muncul adalah, "Kenapa belum? Tunggu apa lagi? Ngapain lama-lama menjomblo? Kapan kawinnya? Segera kawin. Keburu kiamat nanti."

^_^.

Kalau yang model begini, ibarat kena jab sama uppercut beruntun. Double Combo ^_^.

Solusi Untuk Menghadapi 3 Pertanyaan Para Kepomania

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun