"Mudah-mudahan seperti itu," Sunaryo mengaminkan, "Ternyata kau orang yang bijak, By. Seimbang. Melihat orang dari dua sisi. Kelebihan dan kekurangan. Tidak dari satu sisi saja."
"Sudah seharusnya seperti itu. Jokowi dan Prabowo kan bukan orang suci. Bukan malaikat. Janganlah kita mendewa-dewakan, menganggap mereka berdua tidak punya salah, sempurna seratus persen. Tapi juga jangan menjelekkan. Alih-alih menjelekkan, lihat kelebihan orang, puji kelebihan tersebut, apalagi kelebihan yang tidak kita punya. Itu bisa jadi bahan pembelajaran dalam hidup kita."
"Wah, sudah mirip ustad," Sunaryo menepuk pundak Robby.
"Alah, kamu ini. Masih bercanda juga. Ayo. Cari takjil. Mumpung belum waktu buka. Kita sambung obrolan sesudahnya."
"Okelah."
Mereka pun berlalu. Obrolan tentang Prabowo pun diakhiri.
"Ada kelebihan dan kekurangan dalam diri setiap orang. Lihatlah kelebihannya. Tak usah dipermasalahkan kelemahannya. Karena kita pun manusia biasa. Kita lebih suka dipuji daripada dicerca, bukan?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H