Bertemu langsung, berbicara dari hati ke hati, makan bersama sambil membicarakan hal-hal ringan seputar keluarga atau hobi, semua kegiatan ini sudah seharusnya kita lakukan.
Daripada berkomentar miring di media sosial, memperkeruh suasana, memperpanas kondisi, kenapa tidak berdamai saja? Seperti halnya pelangi, indah karena mempunyai tujuh warna berbeda, hendaknya keberbedaan itu kita terima sebagai keindahan, bukan memicu perpecahan, karena negara kita kaya akan sumber daya alam dan keberagaman budaya.Â
Saya pribadi, akan mengajak teman saya untuk makan bersama, kalau sekiranya berselisih paham. Lewat makan bersama, biasanya situasi akan cair, dan malah persoalan jadi selesai setelahnya.
Bertemu langsung lebih baik. Jangan silaturahmi lewat media sosial saja. Kita makhluk sosial, butuh bantuan orang lain secara langsung, dan itu tidak bisa terjembatani hanya dengan media sosial.
Ketiga, Sepakat kalau berbeda pandangan itu biasa, tidak akan merusak tali persahabatan sampai kapan pun juga.
Jangan memaksakan kehendak atau opini pada orang lain, karena latar belakang pendidikan, status sosial, keluarga, karier, tidaklah sama.Â
Saya terkadang kurang suka kalau ada orang yang mengatakan, "Kalau saya bisa, kamu juga pasti bisa."
Saya pikir, itu menyesatkan, karena memandang bahwa dia bisa, maka saya juga bisa kan cuma melihat dari sudut pandang dirinya, bukan dari sudut pandang saya.
Sama halnya, mengatakan durian itu buah yang luar biasa enak, padahal tidak semua orang suka makan durian (termasuk saya, yang tidak suka makan durian ^_^).
Mengenai pandangan tentang pilihan capres, biarlah teman kita mempunyai pandangan berbeda. Tidak usah berdebat atau menunjukkan kepadanya kalau dia salah memilih. Tetaplah menjaga kerukunan dalam persahabatan. Karena apalah arti perbedaan dibanding keindahan dalam kerukunan itu sendiri.
* * *
Ini 3 cara ampuh mewujudkan rekonsiliasi pasca-pemilu 2019 menurut pendapat saya, yang mana untuk memulihkan hubungan persahabatan dengan teman, kenalan, atau anggota keluarga.