Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Politik Kapal Selam

8 April 2019   20:20 Diperbarui: 8 April 2019   20:27 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu tahu kapal selam, kapal yang bisa timbul dan tenggelam? 

Kapal yang unik, menjawab imajinasi manusia yang futuristik.

Namun apakah tepat diterapkan dalam politik, memicu rasa penasaran rakyat yang terusik? 

Empat tahun seakan tak ada kabar, tahu-tahu muncul tiba-tiba langsung terpapar.

Atau pemuda-pemudi klimis yang tak ketahuan rekam jejak, membuat bingung rakyat untuk memilih atau tidak.

Kamu tahu metode tiga-dua, atau sebaliknya, dua-tiga? 

Kudengar metode ini lima tahun yang lalu, yang ternyata masih berlaku.

Temanku yang mantan caleg memaparkan, membikin hati jadi geram nian. 

Tiga tahun mengabdi habis-habisan, lalu dua tahun harus balik modal ke ribaan.

Atau sebaliknya, dua tahun mengabdi untuk kepentingan bangsa dan negara, tiga tahun berjuang untuk mendapatkan modal kembali dengan segala cara.

Bukan sekedar balik modal, namun harus mendapat keuntungan yang berkali-kali lipat lebih tebal. 

Memang tak semua caleg seperti itu, kita harus menelaah mana sosok-sosok jujur seperti yang kita mau. 

Lihatlah dengan saksama, teliti dengan fakta yang ada. 

Apakah mereka layak untuk dipilih, apakah mereka bisa membuat luka Indonesia pulih? 

Hati-hati dalam memutuskan, salah memilih akan menyesal selama lima tahun ke depan. 

Jangan memilih caleg kapal selam, karena ditakutkan waktu menjabat di dalam, mereka akan melupakan janji-janji yang mereka lontarkan di masa silam. 

*

Samarinda, 8 April 2019

Anton

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun