Kamu tahu kapal selam, kapal yang bisa timbul dan tenggelam?Â
Kapal yang unik, menjawab imajinasi manusia yang futuristik.
Namun apakah tepat diterapkan dalam politik, memicu rasa penasaran rakyat yang terusik?Â
Empat tahun seakan tak ada kabar, tahu-tahu muncul tiba-tiba langsung terpapar.
Atau pemuda-pemudi klimis yang tak ketahuan rekam jejak, membuat bingung rakyat untuk memilih atau tidak.
Kamu tahu metode tiga-dua, atau sebaliknya, dua-tiga?Â
Kudengar metode ini lima tahun yang lalu, yang ternyata masih berlaku.
Temanku yang mantan caleg memaparkan, membikin hati jadi geram nian.Â
Tiga tahun mengabdi habis-habisan, lalu dua tahun harus balik modal ke ribaan.
Atau sebaliknya, dua tahun mengabdi untuk kepentingan bangsa dan negara, tiga tahun berjuang untuk mendapatkan modal kembali dengan segala cara.
Bukan sekedar balik modal, namun harus mendapat keuntungan yang berkali-kali lipat lebih tebal.Â
Memang tak semua caleg seperti itu, kita harus menelaah mana sosok-sosok jujur seperti yang kita mau.Â
Lihatlah dengan saksama, teliti dengan fakta yang ada.Â
Apakah mereka layak untuk dipilih, apakah mereka bisa membuat luka Indonesia pulih?Â
Hati-hati dalam memutuskan, salah memilih akan menyesal selama lima tahun ke depan.Â
Jangan memilih caleg kapal selam, karena ditakutkan waktu menjabat di dalam, mereka akan melupakan janji-janji yang mereka lontarkan di masa silam.Â
*
Samarinda, 8 April 2019
Anton
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H