Apakah aku sudah jadi gila, melihat hal-hal yang tidak nyata seperti ini?
Namun sayangnya ini nyata!
Sementara mata kanannya melihat kertas di meja, mata kirinya melihat tangan putih di sebelah tangan kirinya!
Sandi sudah tak tahan lagi, namun apa yang bisa dia perbuat? Bercerita pada orang lain bahwa dia bisa melihat roh-roh halus yang bergentayangan? Pasti mereka akan menganggap dia gila!
Roh-roh itu seperti ingin mengatakan sesuatu pada Sandi, tapi tak ada suara pun yang terdengar. Sandi berusaha untuk mendengar suara mereka, bahkan berusaha untuk membaca gerak bibir mereka, namun tak bisa. Bibir mereka terlihat terbuka tertutup tak jelas apa yang mereka cakapkan.
Kadang-kadang, dalam hati, Sandi ingin mencongkel mata kirinya, dan menjadi orang biasa saja. Dengan mata kanan yang normal. Tapi membayangkan hanya punya satu mata adalah suatu kerepotan baginya. Dua mata saja kurang bisa melihat dengan jelas, apalagi cuma punya satu mata!
Tapi ada hal lain yang membuat Sandi jadi berpikir setelah itu. Dia jadi tidak merasa sendirian lagi. Selama ini dia merasa hidupnya seorang diri. Tinggal di kos sendiri. Makan sendiri. Apapun yang dikerjakan selalu dikerjakannya sendiri. Namun sekarang ada 'oknum-oknum' yang selalu berkeliaran di sekitarnya.
Meskipun begitu, kadang-kadang Sandi perlu kesendirian. Dia butuh privacy. Tapi bagaimana dia bisa mengusir mereka? Jangankan berbicara, menyentuh mereka pun, dia tak bisa.
Ah, seandainya kecelakaan itu tak terjadi, mungkin hal-hal melihat dunia gaib ini pun juga tak akan terwujud. Namun apa mau dikata. Semuanya sudah terjadi, dan Sandi berada dalam posisi tidak bisa menawar.
Tapi pada suatu pagi keanehan terjadi. Dia tidak bisa melihat hal-hal yang nyata, tapi cuma bisa melihat hal-hal yang gaib saja. Ini tentu saja menimbulkan kesulitan baginya. Seperti seorang yang buta.
"San, ini aku disini. Masak kamu nggak lihat aku?"