Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesta Ulang Tahun untuk Ajang Pamer Kekayaan dan Foya-foya?

9 Februari 2019   14:10 Diperbarui: 9 Februari 2019   14:28 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu saya mendapat undangan di WA, sebenarnya saya malas untuk pergi. Karena undangan ini di-broadcast di grup, bukan secara pribadi. 

Undangan dari salah satu anggota jemaat ibadah keluarga di sektor saya. Bapak Yudi Gunadi. 

Saya merasa aneh. 

Mungkin Anda semua bertanya, "Apanya yang aneh?"

Biasanya saya mendapat undangan resepsi pernikahan, atau wedding anniversary yang ke-25 atau perak, atau kalau umur panjang, ulang tahun pernikahan yang ke-50 atau emas. 

Tapi ini pesta ulang tahun seseorang yang sudah dibilang memasuki usia parobaya. Biasanya anak-anak yang dirayakan ulang tahunnya. 

Saya sih enggan pergi, apalagi kalau seorang diri. Tapi mengingat acara pesta ulang tahun diadakan di sebuah hotel berbintang dan kondisi saya yang kurang asupan gizi yang cukup (ehem ^_^), saya pun pergilah. 

Acara berlangsung pada hari Selasa, 15 Januari 2019, di Hotel Harris, pada jam 7 malam waktu Samarinda. 

"Pas banget. Doa meminta kesuksesan, umur panjang, kesehatan, keluarga bahagia, di awal tahun."

Itu pemikiran saya.

Saya sebenarnya tidak tahu pasti apa usaha Pak Yudi, mengingat Pak Yudi jarang ikut ibadah keluarga. Istri beliau, Bu Linda, yang rajin ikut ibadah. Setiap Selasa malam. Selalu hadir. Kalau pun tak datang, pasti ada urusan yang sangat penting.

Namun saya pun tak bertanya pada Bu Linda tentang usaha Pak Yudi. Saya pikir tidak etis bertanya dan saya pun anggota baru. Jadinya sungkan.

Tapi yang saya bisa ketahui adalah mereka kaya. Usaha maju, sering jalan-jalan ke luar negeri, rumah wow. 

Saya merasa minder. Saya tak punya apa-apa. 

"Tuhan pasti menjawab doaku. Aku akan terus berusaha sekuat tenaga. Pasti bisa sukses dan kaya," saya menanamkan tekad itu dalam hati. 

Saya pun pergi karena ingin melihat seperti apa pesta ulang tahun Pak Yudi dan usia berapa beliau sekarang ini. Mudah-mudahan bisa menginspirasi saya untuk maju. Begitu pemikiran saya.

Suasana acara sungguh luar biasa

Yang saya maksud di sini bukan glamor, tapi kesederhanaan pesta layaknya diadakan di rumah.

Semua yang diundang seperti layaknya keluarga besar. Mereka semua senang, makan dengan riang, dan pulang dengan hati senang. 

Nyanyi, atau berjoget dalam irama dangdut yang ceria, dibarengi dengan bagi-bagi angpao oleh Pak Yudi kepada beberapa karyawan yang ikut memeriahkan acara.

Bagi saya, sungguh sangat menyenangkan melihat suasana acara seperti ini.

Apa yang bisa saya petik dari pesta ulang tahun Pak Yudi Gunadi

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Selepas dari pesta ulang tahun ini, saya menyimpan dalam hati apa yang sudah saya lihat dari acara ucapan syukur bertambahnya usia Pak Yudi yang memasuki ke-58 tahun. Usia yang sudah lebih dari matang, menjalani hidup suka dan duka berpadu, dan bagi saya, Pak Yudi menjadi inspirasi bagi saya untuk bekerja lebih keras, sehingga seandainya saya menjadi kaya, saya pun tak lupa akan keberadaan saya di awal mula memulai usaha.

Saya pikir, saya perlu menuliskan pengalaman ini, karena sebagai pengingat, juga sebagai inspirasi bagi saya pribadi, supaya selalu ingat, bahwa tidak ada sukses yang instan. Mendapat rejeki atau kekayaan seketika, maka akan habis sekejap mata.

Sedikitnya, ada tiga hal yang saya tarik dari pesta ulang tahun Pak Yudi Gunadi.

Pertama - Tidak semua pesta ulang tahun untuk ajang pamer dan foya-foya. Lihat dari pribadi, individu lepas individu

Saya melihat tidak semua orang kaya mengadakan pesta ultah untuk ajang pamer kekayaan dan foya-foya. Kebanyakan orang kaya yang saya lihat tidak mencerminkan pribadi seperti itu.

Terlihat dari Pak Yudi yang mengadakan acara yang sangat sederhana. Doa bersama sebelum acara, lalu dilanjutkan dengan makan bersama secara prasmanan, dibarengi dengan hiburan ringan seperti menyumbang lagu alias menyanyi bagi yang pede dengan suara emasnya, menari atau joget bareng irama dangdut yang ceria, atau nari poco-poco sekedar untuk melunturkan lemak sehabis makan berat di malam yang super spesial.

Tidak ada makanan-makanan wah semacam pizza, atau entah apa. Semua makanan sederhana khas Indonesia, dan semua orang bisa menikmati karena halal. Dan yang terpenting, tidak ada pesta miras, narkoba, atau sejenisnya. 

Seandainya saya, saya mungkin sudah bablas dengan euforia mengadakan pesta gila-gilaan.

Pak Yudi termasuk manusia langka. Beliau tetap rendah hati, dan mengadakan pesta sederhana, mengundang kalangan tertentu karena beliau tidak ingin keglamoran. Itu yang saya tangkap dari perkenalan saya dengan Pak Yudi.

Kedua - Kebanyakan orang kaya mengadakan pesta ulang tahun untuk berbagi rejeki dan kegembiraan

Kebalikan dengan kondisi finansial, yang mana kebanyakan masyarakat cenderung melihat dari satu sisi. Mereka menganggap orang kaya itu pelit, kikir, tidak mau berbagi rejeki.

Justru pola pikir itu salah.

Jangan menyamaratakan semua orang kaya seperti itu. 

Kita sudah sering mendengar kalau orang kaya seperti Bill Gates malah sekarang bergerak di segi filantrofi, kemanusiaan, membantu kaum papa.

Pak Yudi termasuk orang kaya yang langka, seperti halnya Bill Gates. Beliau mengadakan pesta ulang tahun dengan tajuk ucapan syukur ini saja sudah menunjukkan kebesaran jiwa beliau yang ingin berbagi kegembiraan dan rejeki di usia yang baru, dan tahun yang baru.

Beliau mendatangi para undangan, tidak pandang bulu siapa mereka, baik itu karyawan atau sahabat dekat beliau. 

Berbagi rejeki berupa memberikan angpao dan menjamu undangan dengan hidangan yang lebih dari cukup sangatlah bertolak belakang dengan anggapan orang perihal orang kaya yang pelit.

Pak Yudi seorang dermawan, sudah tak diragukan lagi.

Ketiga - Kebanyakan orang kaya tidak ingin menonjolkan dirinya kaya. Sebagai pengingat kalau dulu mereka pernah susah, dari posisi terbawah

Tidak ada kata-kata atau perilaku Pak Yudi beserta keluarga yang terkesan pongah atau sombong karena kekayaan mereka (meskipun jarang tersenyum, bukan berarti mereka sombong ^_^). Malah sebaliknya. Mereka adalah orang-orang yang rendah hati yang pernah saya lihat, meskipun di awal, saya berpandangan sebaliknya.

Kenapa saya berpandangan berbeda di awal?

Karena waktu awal mengenal Pak Yudi dan Bu Linda, selain jarang tersenyum tadi ^_^, saya sering melihat foto-foto mereka waktu mereka berangkat ke luar negeri sewaktu libur natal atau di bulan Juni karena ada libur sekolah. 

Biasanya Bu Linda yang membagikan foto-foto itu di grup whatsapp.

Di saat awal, saya berasumsi kalau mereka itu sombong. Pamer travelling ke luar negeri, sedangkan saya tak bisa melakukannya.

Namun setelah saya pikir-pikir, kan itu hak mereka untuk bepergian. Mereka punya dana sendiri, bukan mencuri uang orang lain, bukan hasil korupsi. Uang untuk bepergian adalah hasil kerja keras sendiri. Sudah sepantasnya menikmati hasil kerja keras. Selagi masih hidup dan sehat, kenapa tidak ke luar negeri? Sedangkan saya pun mempunyai impian-impian yang sama.

Malah saya jadi malu.

Sudah seusia sekarang, boro-boro ke Swiss, ke Singapura saja belum pernah!

* * *

Saya memuji Pak Yudi dan keluarga bukan karena ada motivasi atau pamrih di balik itu. Tidak ada sama sekali preseden seperti itu.

Saya memuji beliau karena murni dari hati saya setulusnya. Sebagai teladan bagi saya, meskipun saya tak pernah mengatakan pada beliau kalau beliau termasuk salah satu panutan saya. 

Intinya, pesta ulang tahun tak selamanya berarti ajang pamer kekayaan atau foya-foya. Paradigma seperti itu perlu diluruskan karena seperti Pak Yudi, beliau mengadakan acara pesta ulang tahun untuk mengucap syukur atas usia baru yang Tuhan sudah beri; dan berbagi rejeki serta kegembiraan pada keluarga, sahabat, dan handai tolan. 

'Pesta Ulang Tahun bagi orang berada dan berpunya tidak selalu berkonotasi negatif'

Samarinda, 9 Februari 2019

Anton

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun