Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tahun Baru yang Sama

8 Januari 2019   22:46 Diperbarui: 8 Januari 2019   23:06 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalagi bepergian ke luar rumah menjelang detik-detik memasuki tahun baru yang jauh panggang dari api. 

Parjo menatap jarum jam berputar. Sebentar lagi tahun baru. Apakah akan menjadi tahun baru yang sama? Harus menunggu di pos jaga, ditemani nyamuk-nyamuk nakal dan kesendirian di malam hari yang tak bisa ditebak apakah ada oknum yang mencari kesempatan untuk mencuri atau tidak.

Menatap layar hape yang menampilkan berita di beberapa daerah, katanya masyarakat menyambut tahun baru tidak segemerlap tahun sebelumnya, karena ada himbauan dari pemerintah supaya mengisi dengan acara yang bermanfaat atau lebih baik berkumpul di rumah beserta anggota keluarga.

Dia? Menjalankan tugas sambil tetap menjaga nyawa di tempat sempit ini. 

Di pos jaga ukuran minimalis ini,  Parjo termenung.

Apa aku akan tetap seperti ini terus? Dari tahun ke tahun serba kekurangan, gaji tak seberapa sebagai penjaga sekolah. Nyambi jadi tukang parkir di pasar juga tak seberapa. Sampai kapan aku seperti ini, Tuhan? 

Parjo menyesali hidupnya dulu yang tidak serius belajar dan membuang-buang waktu di masa muda.

Main playstation sampai pagi; keluyuran ke rumah teman tanpa ijin dan tanpa merasa bersalah kalau sudah mengecewakan orangtua yang sudah melahirkan, membesarkan, dan menyekolahkannya sampai SMA. 

Dia sudah mengecewakan orangtuanya. 

Bahkan menikah pun sangatlah 'kilat' karena Sumi sudah terlanjur hamil duluan.

Sekarang dia menyadari kalau dia sudah salah melangkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun