Judul di atas membuat saya sedih. Kalimat di atas keluar dari teman waktu smp dulu, sebut saja Robin.
Dia berkata begitu karena imbas dari beberapa suami dari teman-teman perempuan kami yang meninggal.
"Kita tak tahu kapan kita dipanggil Tuhan, Ton."
Itu pertemuan sekitar sebulan yang lalu.
Malam ini saya terhentak lagi dengan pernyataan teman saya yang sudah saya anggap saudara.Â
Dia, sebut saja Brandon, mempunyai masalah yang kompleks, mulai dari mata yang buram, sehingga tidak bisa melihat dengan jelas, masalah diabetesnya, tekanan darah yang rendah, sampai ginjal yang kata dokter juga mengalami 'sedikit' gangguan.
Saya tidak lama di rumahnya, karena selain kasihan, juga untuk memberikan kesempatan istirahat bagi kawan saya itu.Â
Hidup penuh ketidakpastian
Setelah saya sampai di rumah, saya merenungkan apa yang baru saja saya alami.Â
Mendengar teman saya seakan sudah putus asa dan tinggal menunggu mati membuat saya sedih dan juga sekaligus berkaca pada diri sendiri.
Apakah aku akan mengalami hal yang sama seperti teman saya ini?Â
Sakit yang begitu menyesakkan, menyiksa, dan menimbulkan keputusasaan.Â
Seandainya aku mengalaminya, apakah aku sanggup?
Saya tak bisa membayangkan mata saya buram sehingga tidak bisa membaca Alkitab dan terutama tidak bisa menulis.
"Saya suka membaca Alkitab, tapi sekarang saya tidak bisa melakukannya," kata Brandon lirih.Â
Dulu teman saya ini terlihat kokoh dan kuat, sekarang saya sedih melihatnya dalam kondisi saat ini.
Hidup penuh ketidakpastian, di luar dari pemikiran kita.Â
Jagalah Tali Silaturrahmi dan Kesehatan Tubuh
Dari sini, saya jadi semakin menguatkan diri untuk bekerja keras selagi bisa, sehingga bisa hidup berkecukupan, atau berlimpah sekalian, sehingga di waktu kondisi tubuh sudah tidak prima lagi, tidak pusing soal biaya.
Bukan berarti saya mendewakan kekayaan. Tidak sama sekali.
Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.Â
Tapi yang juga penting adalah kesehatan. Percuma punya uang banyak, tapi sakit-sakitan. Mau makan enak tidak bisa.
Olahraga sangatlah perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan tetap ada.Â
Menjadi hal yang juga penting adalah menjaga tali silaturrahmi tetap terjalin dengan baik karena biar bagaimana para teman itu pernah mengisi warna kehidupan kita. Dan juga, sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan bantuan orang lain. Siapa tahu, kelak kita membutuhkan bantuan teman-teman kita itu.
Jadi, bertemanlah dengan sebanyak mungkin orang, karena dengan banyak teman, kita pun bisa mendapat banyak rezeki.
'Istilahnya bukan banyak anak, banyak rezeki; tetapi banyak teman, banyak rezeki'
*
Samarinda, 31 Desember 2018
Anton
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H