"Yakin ni, Pak. Les privat sama bapak, tiga bulan bisa?"
Saya bingung dengan pola pikir calon orangtua murid les yang model begini.
Kenapa bisa begitu?
Karena mereka ingin hasil instan dan menganggap saya seperti penyihir. Saya ngajar, dan anak mereka langsung bisa casciscus bahasa Inggris dalam tempo singkat.
Wui, pale lu peang! Emang lu bayar gue berapa? Kalo aku bisa begitu hebatnya, aku pasti udah kaya sekarang!
Tentu saja, saya tidak bilang begitu ke calon mertua, eh, maksudnya calon orangtua murid les. Saya cuma ngedumel dalam hati saja.
Saya berusaha menjelaskan dengan sederhana dan sabaaar tingkat dewa, kalau yang namanya belajar itu tidak bisa tergantung dari pihak guru saja. Kalau gurunya sudah maksimal, tapi kalau muridnya malas, kan juga tidak ada manfaatnya.
"Kan lesnya cuma dua kali seminggu, Bu. Kalau lima hari lainnya, anak Anda tidak belajar sama sekali, kan tidak ada faedahnya juga."
Saya pun memberikan sedikit 'petuah', "Kalau mau anak ibu dan bapak bisa bahasa Inggris, ada tiga kunci sukses untuk itu."
"Apa itu, Pak?"
"Pertama - Setiap hari, hafalkan kosa kata bahasa Inggris minimal satu kata. Lebih banyak, lebih baik. Gunanya supaya waktu berbicara, membaca, atau menulis nanti, dia bisa mengerti dan melakukan.