Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Alasan Utama Kenapa Saya Menulis

20 November 2018   23:55 Diperbarui: 21 November 2018   00:55 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : idntimes.com

Sebetulnya, saya juga tidak tahu dulu kenapa suka menulis. Bagi saya, menulis itu untuk mencurahkan isi hati dan otak saya dari apa yang mengganjal atau menjadi masalah sehari-hari. Selain itu, menulis merupakan hobi yang menyenangkan.

Namun, seiring waktu berjalan, saya menyimpulkan sedikitnya ada 3 alasan utama kenapa saya suka menulis.

Pertama - Bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja

Inilah yang saya suka dari menulis. Berbeda dengan bermain gitar, yang saya pernah bahas dalam artikel kompasiana di sini, menulis sangat-sangat fleksibel dalam melakukannya.

Kalau bermain gitar, tentu saja harus bawa gitar. Tak ada gitar, bagaimana bisa main gitar. Menulis bisa dilakukan dengan alat sederhana seperti pulpen dan kertas, atau dengan ponsel pintar, bahkan sambil leyeh-leyeh tiduran pun memungkinkan untuk menghasilkan karya aktual nan spesial.

Dulu saya biasa membawa sebuah buku kecil dan pulpen, lalu saya bawa di kantung celana atau kemeja saya (Dulu belum ada smartphone seperti sekarang. Seandainya sudah ada, pasti saya bisa lebih produktif. Seandainya ...., ah sudahlah).

Kebanyakan teman saya mengatakan saya 'gila' dan mengolok-olok saya seperti wartawan saja, kata mereka.

"Hati-hati. Nanti Anton tulis tuh."

Candaan seperti itu sudah biasa bagi saya.

Saya tidak pernah menghiraukan guyonan seperti tadi, karena memang saya ingin jadi penulis. Wartawan kan termasuk penulis juga :).

Seiring waktu, munculnya ponsel pintar memudahkan saya menulis kapan saja dan dimana saja. Berbeda dengan buku kecil tadi, yang kalau kertas sudah penuh tulisan, maka saya pun kelabakan mencari sarana menulis baru; kalau menggunakan smartphone, yang penting ada jaringan internet dan wadah menulis untuk menyimpan tulisan, semisal di Google Drive, cukuplah sudah.

Sekarang, kebanyakan orang tidak menyadari kalau saya sedang menulis di ponsel. Mungkin mereka mengira saya sedang mengetik pesan di perpesanan singkat seperti Whatsapp atau Line.

Inilah yang saya suka dari menulis. Saya bisa melakukan dimana pun dan kapan pun.

Kedua - Supaya bisa melatih menyampaikan pesan secara jelas

Menulis ini melatih kemampuan menyampaikan pesan secara jelas. Sama dengan berbicara. Bedanya, tertulis dan bisa menjangkau banyak orang karena bisa dibagikan lewat blog atau media sosial lainnya.

Berbicara hanya terbatas di kalangan orang tertentu. Syukur-syukur direkam dan diunggah ke Youtube, sehingga menyebar ke segala bangsa, ke seluruh dunia.

Tapi menulis bisa menyebar cepat.

Eit, kok ngelantur ke poin 3 (wah sudah kebuka rahasia ^_^).

Oke, kembali ke poin, alasan 2 ini.

Seperti halnya olahraga yang melatih tubuh supaya sehat, otak pun perlu dilatih supaya terarah.

Melatih otak dalam hal ini bagaimana menyampaikan pesan kepada peserta didik dengan benar dan jelas.

"Saya sudah menulis rencana pelaksanaan pembelajaran. Itu kan sudah cukup."

Ini satu dari beberapa dalih para guru yang saya dengar.

Sudah bukan rahasia lagi kalau budaya copas atau copy - paste sudah mendarahdaging di Indonesia.

Artikel di blog orang lain di-copy, lalu di-paste di blog pribadi dan mengaku kalau itu artikel buatan sendiri.

Begitu juga dengan RPP.  RPP sudah bertaburan di dunia maya. Tinggal pilih yang sesuai dengan selera.

Apakah itu salah?

Saya tidak menghakimi guru-guru yang berbuat seperti itu, karena memang beban kerja guru untuk menjalankan kurikulum 2013 sangatlah berat dan menyita waktu.

Saya rasa, jangan ATP ( Amati, Tiru, Plek ), tapi ATM ( Amati, Tiru, Modifikasi). Dengan begitu, RPP-nya tidak persis sama dengan yang mula.

Nah, tapi yang saya maksud selain menulis rpp adalah mereka menulis puisi, novel, cerpen, atau artikel, sehingga dengan begitu pesan tidak sepenuhnya hanya dari segi keilmuan belaka, namun juga dari sisi seni.

Pengaruhnya sangat jelas terasa pada saya dimana pesan pembelajaran bisa saya sampaikan dengan baik (menurut saya sih,  hehehe ^_^), dan yang terutama, tidak banyak waktu terbuang karena harus menjelaskan ulang karena peserta didik tidak paham.

Menulis melatih kejelasan pikiran sehingga pesan bisa dipahami dengan mudah.

Ketiga - Meninggalkan pesan ke dunia

Untuk yang satu ini, saya ingin meniru atau istilahnya mengikuti petuah dari sastrawan besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer.

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Begitulah kata Pramoedya yang karya-karyanya sudah mendunia dan tetap mengundang decak kagum penikmat sastra, meskipun sang penulis sudah tiada.

Saya pun ingin meninggalkan kenangan atau warisan untuk generasi mendatang. Meskipun raga sudah binasa, tulisan saya akan tetap bisa 'berbicara'.

Selain menulis di blog pribadi, saya juga menulis di blog Kompasiana tercinta ini.  Di situs Baboo,  saya juga mencoba menulis buku kumpulan puisi, cerpen, dan juga novel. Tujuan saya tak lain dan tak bukan adalah untuk meninggalkan pesan ke dunia, dan juga, sebagai pemasukan tambahan kalau ada yang membeli buku digital saya nantinya :).

* * *

Itulah tiga alasan utama kenapa saya suka menulis. Entah kalau ada alasan-alasan yang lain kelak.

Intinya, menulis tetaplah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi siapa saja. Dengan menulis, banyak yang bisa diperoleh, seperti halnya tiga alasan saya diatas mengapa saya menulis.

Bagaimana dengan Anda ^_^?

Apakah Anda suka menulis?

Bagikan alasan kenapa Anda suka menulis, sehingga bisa menginspirasi banyak orang untuk mulai menulis, daripada sibuk nonton drama korea atau scroll laman media sosial yang tidak menghasilkan apa-apa

Salam literasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun