Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Torehan Tinta Tak Kunjung Mereda

17 November 2018   22:52 Diperbarui: 17 November 2018   22:57 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : ilmyirfan.wordpress.com

Aku menorehkan tinta di atas sehelai kertas

Memilih cara lama

Cara jadul yang sudah tidak populer lagi

Sudah lebih dari satu jam aku terpana

Menatap nanar lembar kertas di hadapan mata

Entah kenapa tak ada satu ide pun nampak di kepala

Sehingga aku pun termangu begitu lama

Kucoba memberanikan diri menggerakkan pulpen di atas kertas

Namun, begitu kutorehkan satu kata, aku pun merobeknya kembali

Entah, kenapa aku begitu resah dan frustasi

Bingung menuangkan isi pikiran yang sebenarnya sudah membuncah

Ingin keluar dari tempat persembunyiannya

Aku meninggalkan tempat sejenak

Keluar dari kamar dan menuju halaman

Menghirup udara malam yang disertai gerimis mengundang

Dingin, tapi menyejukkan

Entah kenapa, aku mendapat ilham

Seketika aku kembali ke markas besar

Mencoba menuangkan luapan kata-kata yang berseliweran

Tak tentu arah dan tujuan

Yang penting, tuangkan saja

Edit akan menjadi bagian terbelakang

Aku tak tahu kenapa aku menulis begitu lancar

Pulpenku bergerak begitu cepat seperti mobil balap tipe mutakhir

Kata demi kata mengalir begitu leluasa

Seakan bendungan sudah jebol ditimpa gempa

Tak terasa, tiga jam berlalu

Aku telah menulis tanpa henti

Tanpa jeda dan istirahat sedikit pun

Karena aku tidak ingin kehilangan momen spesial

Untuk menuangkan isi surat ini

Surat ini ingin kutujukan untuk sang gebetan hati

Yang sudah kuincar jauh-jauh hari

Namun aku tak tahu ingin berkata apa

Waktu berhadapan muka, lidahku kelu

Seakan tidak ada tenaga untuk bicara

"Tuangkan lewat puisi."

Begitu saran sahabat terbaikku.

Awalnya aku ragu

Namun setelah kupikir

Aku pun berkata, "Kenapa tidak?"

Karena sampai sekarang, tulisan tangan tetap abadi

Aku ingin menuangkan isi hati lewat jemari ini

Untuk menunjukkan bahwa cintaku pun abadi

Akhirnya

Puisi sudah selesai

Tiga halaman kertas kuarto menjadi saksi isi puisiku

Untuk sang pujaan hati

Namun

Sepanjang apa pun isi puisi

Seindah apa pun untaian kata di dalam

Seelok apa pun makna di permukaan

Hanya tiga kata saja yang pada akhirnya menggambarkan

Tiga kata itu adalah ....

"I love you."

*H.A

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun