Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kalau Bisa Dimanfaatkan ....

24 Mei 2018   01:12 Diperbarui: 24 Mei 2018   02:13 1636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Screenshot Google Translate

"Kalau bisa dimanfaatkan, kenapa tidak?"

Kata 'dimanfaatkan' ini sudah sering saya dengar, dan saya kok merasa tidak enak mendengarnya di telinga.

Saya pun mencari apa sih arti 'dimanfaatkan' ini.

Saya menelusuri berbagai sumber dari internet (karena saya tidak mempunyai kamus fisik bahasa Indonesia. Tentu saja, saya berusaha untuk mencari dari minimal tiga sumber).

Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online, memanfaatkan mempunyai arti menjadikan ada manfaatnya (gunanya dan sebagainya), maka dimanfaatkan berarti dijadikan ada manfaatnya (gunanya dan sebagainya).

Dari www.apaarti.com, memanfaatkan mempunyai arti menjadikan ada manfaatnya (gunanya dan sebagainya), maka dimanfaatkan berarti dijadikan ada manfaatnya (gunanya dan sebagainya).

Dari jagokata.com, memanfaatkan mempunyai arti menjadikan ada manfaatnya (gunanya dan sebagainya), maka dimanfaatkan berarti dijadikan ada manfaatnya (gunanya dan sebagainya).

Kenapa tiga sumber memberikan makna yang sama?

Karena ini makna kata yang standar, baku, sehingga tentu saja, pengertian jadi sama, meskipun diambil dari sumber berbeda.

Lalu saya melihat pengertian dimanfaatkan dalam Google Translate.

Tebak apa yang saya dapat!

Ilustrasi : Screenshot Google Translate
Ilustrasi : Screenshot Google Translate
Ada beberapa kata dalam bahasa Inggris yang bisa menggambarkan arti 'dimanfaatkan'.

Salah satunya adalah eksploit atau mengeksploitasi atau untuk lebih mudahnya kita ambil kata bendanya, yaitu eksploitasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online (saya berpatokan pada KBBI, karena sumber ini yang bisa dikatakan paling dapat dipertanggungjawabkan dari segi pengertian ^_^), eksploitasi mempunyai dua pengertian.

Pengertian Pertama, Pengusahaan, Pendayagunaan.

Pengertian Kedua, pemanfaatan untuk keuntungan sendiri; pengisapan; pemerasan (tentang tenaga orang).

Nah, setelah melihat hasil penelusuran ini, saya berkesimpulan bahwa beberapa kalimat dari segelintir teman saya soal 'dimanfaatkan' tadi memiliki pengertian eksploitasi di pengertian kedua, karena memanfaatkan orang lain untuk keuntungan diri sendiri; atau pengisapan, pemerasan tenaga orang lain untuk keuntungan diri sendiri.

Tulisan ini saya buat bukan bermaksud menyerang pribadi orang lain, karena mungkin mereka tidak tahu atau tidak sadar apa yang mereka perbuat.

Mudah-mudahan mereka bisa tahu dan sadar kalau perbuatan mereka itu salah.

Syukur-syukur kalau mereka menyempatkan diri untuk membaca artikel saya saat ini ^_^.

Saya cuma bermaksud berbagi pengalaman, sehingga kalau sekiranya teman Anda meminta pertolongan Anda, sebelum Anda menyanggupi untuk menolong, Anda harus memikirkan apakah Anda 'bermanfaat' atau 'dimanfaatkan'.

Salah satu contoh dalam kehidupan saya di masa lampau yang berkaitan dengan 'dimanfaatkan' tadi akan saya tampilkan sebentar lagi.

* * *

Rudi (bukan nama sebenarnya) seringkali meminta tolong pada saya di masa lampau.

Di waktu saya masih muda dan belum banyak pengalaman.

Mulai dari datang mendadak di waktu malam, jam sepuluh ke atas, lalu meminta tolong mengetikkan sesuatu yang harus dia kumpul esok paginya.

Padahal saya sudah mengantuk setelah seharian mengajar dan jam sembilan malam baru pulang dari mengajar les privat, dan sudah siap pergi ke dunia kapuk dan mata sudah lima watt, eh, malah dia datang dengan cueknya.

Padahal, besok pagi saya harus mengajar di sekolah pada jam tujuh lima belas.

Tapi karena saya tahu latar belakang kehidupannya, sehingga saya kasihan padanya.

Saya membantunya.

Yang bikin saya jengkel, konsep soal ujian sekolah yang harus dibuat tidak ada sama sekali, dan malahan dia yang nanya ke saya, bagaimana membuatnya!

Ini orang, sudah dikasih hati, minta jantung!

Ditambah lagi, dia malahan tidur, sedangkan saya malah berkutat dengan tugasnya.

Jam satu dini hari baru selesai.

Bisa ditebak, besok pagi saya terlambat ke sekolah.

Saya pun menagih 'upah' karena sudah membantu mengetikkan, malahan konsep soal ulangan sebenarnya 90 persen dari saya, karena dia cuma tidur saja.

"Sedikit aja dapatnya, Ton. Udahlah. Upahmu besar di Surga."

"Enak aja kamu ngomong gitu. Gara-gara kamu nih, aku jadi terlambat kerja."

Tapi saya tidak mempersoalkan lagi, karena untuk apa berdebat.

Namun bukan berarti saya melupakan insiden ini.

Ini yang pertama. Kucatat di jurnalku. Liat kalau terjadi lagi!

* * *

Yang kedua, waktu saya satu kos dengan Rudi, teman saya ini, dan dia bertanya, "Ton, kamu ada acara atau nggak hari ini?"

"Nggak. Kenapa, Di?"

"Aku pinjam motormu ya."

"Pake aja."

Dan Rudi baru pulang jam 5 sore.

Dari pagi jam 8 sampai jam 5 sore!

Sembilan jam pemakaian dan tidak memberitahu, kalau dia akan memakai seharian!

"Kan katamu, kamu nggak ada jadwal apa-apa hari ini."

"Tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya make seharian. Siapa tau aku mau jalan, kan bisa aja! Aku bosen di kos seharian ini! Jadi nggak bisa kemana-mana!"

* * *

Pengalaman ketiga, yang membuat saya mengerti kalau saya 'dimanfaatkan' adalah waktu dia menjabat sebagai sekretaris salah satu organisasi pemuda, dan harus membuat laporan serta undangan.

Saya sudah tau, kalau dia menelepon atau sms, pasti ada perlunya. Kalau tidak perlu, tidak ada kontak sama sekali.

"Ada di rumah, Ton?"

Sebetulnya saya sudah menduga kalau orang ini ada perlunya aja, baru nelepon.

Saya jadi pengen tau, mau apa dia kali ini.

"Ya, kenapa, Di?"

"Aku mau kesana."

"Oke."

Dan seperti bisa ditebak, dia mau minta tolong lagi.

Dan parahnya, dia malah enak-enakan tidur, dan saya harus ngerjain dia punya kerjaan.

Enak bener!

Saya langsung tinggalkan tugas dia, dan saya kerjakan bisnis online saya.

Setelah satu jam, dia bangun, lalu katanya, "Sudah selesai, Ton?"

"Lho, bukannya itu tugasmu? Masa aku yang selesaikan?

Lalu kalimat sakti itu pun keluar.

"Kalau teman bisa dimanfaatkan, kenapa tidak dimanfaatkan."

"Enak aja. Aku sebagai teman itu tulus membantu. Tapi jangan dimanfaatkan begitu untuk kepentinganmu. Waktu orang itu berharga. Jangan egois begitu. Hargai dong!"

Sejak itu, saya membatasi diri untuk bertemu atau kontak dengan Rudi.

Setiap ada pesan singkat, baik itu bbm, sms, whatsapp, bahkan telepon langsung pun tidak saya gubris dan angkat.

Rupanya dia tahu kalau saya sudah tidak mau dimanfaatkan lagi oleh dia.

Usaha dia yang terakhir adalah menelepon saya lewat hape temannya pada bulan Desember 2017 (kalau tidak salah ingat) dan minta tolong ke saya.

"Tolong, Ton, ini ketikannya berantakan. Kamu kesini ya."

"Ini sudah malam, Di. Sudah jam 9. Lagian, aku lagi di tempat saudara. Kalau ke tempatmu, butuh waktu setengah jam. PP satu jam. Kamu minta tolong temanmu yang lain saja yang tinggalnya dekat situ."

Saya sudah tidak mau kontak dengan teman saya ini lagi.

Bukannya jadi musuh, tapi kalau pola pikir 'kalau teman bisa dimanfaatkan' masih ada dalam dirinya, rasanya saya lebih baik  mendekati orang-orang lain yang tulus berteman tanpa embel-embel 'ada maunya'.

* * *

Anda yang membaca kisah saya ini, mungkin mempunyai pengalaman yang sama atau hampir mirip.

Dimanfaatkan teman?

Kalau menurut saya, Anda jauhi saja teman-teman seperti itu.

Masih banyak teman-teman yang memang tulus dan tidak memikirkan diri sendiri.

Dimanfaatkan bos?

Nah, ini yang repot ^_^.

Kalau saya, saya akan menyanggupi apapun perintah bos, sejauh saya mampu dan tidak melanggar hati nurani saya, serta tidak melanggar hukum, tentu saja ^_^.

Namun, saya akan menolak dengan halus, dan memberikan alasan yang logis dan bisa diterima, apabila saya merasa tidak mampu dan hati saya menolak untuk melakukan.

Itu kalau saya!

Setiap orang punya pandangan masing-masing soal 'dimanfaatkan'.

Tapi tentu saja yang perlu diingat adalah ...

'Bermanfaat sangatlah berbeda dengan Dimanfaatkan'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun