Sejak maraknya media sosial di era digital, sudah jarang ditemui orang menulis buku diary atau membuat jurnal harian pada sebuah buku. Sekarang Sebagian besar orang memilih beralih ke media sosial untuk menceritakan aktivitas, kenangan, dan isi perasaan. Aktivitas menulis diary dan jurnal semakin tersisihkan.
Namun, untuk sebagian orang yang menjadikan journaling sebagai hobi, justru menjadi bentuk kreativitas yang dapat dibagikan di media sosial juga. Banyak akun-akun luar negeri dan dalam negeri yang membagikan proses pembuatan jurnal dengan daya seni rupa yang mempesona.
Terdapat banyak jenis jurnal yang dapat dibuat. Dari jurnal harian, jurnal dengan macam-macam tema/cerita, jurnal bepergian (travel journaling), jurnal daur ulang (junk journal) dan lain-lain.Â
Saya sendiri pecinta journaling walau tidak professional. Travel journaling adalah spesifikasi yang saya pilih. Pada ulasan kali ini, akan diulas pengalaman pembuatan travel journaling dan beberapa hal terkait.
Travel journaling adalah seni mendokumentasikan perjalanan dalam bentuk catatan pribadi. Selain menulis tentang destinasi, travel journaling dapat ditambahkan elemen visual seperti gambar, foto, dan barang-barang kecil yang memiliki nilai sentimental. Setiap halaman menjadi gambaran perjalanan yang tidak hanya berisi cerita, tetapi juga kenangan fisik yang dapat disentuh.
Pengalaman Travel Journaling
Travel journaling adalah salah satu cara paling menyenangkan untuk mendokumentasikan pengalaman perjalanan. Aktivitas journaling ini tidak hanya melibatkan menulis saja, tetapi juga mengkombinasikan berbagai elemen visual yang membuat kenangan semakin hidup dan tampak nyata.
Sebagai seorang penggemar travel journaling, saya selalu menggunakan buku jurnal khusus untuk mencatat setiap perjalanan yang dilakukan. Jurnal warna-warni spiral adalah pilihan yang unik dan enak dipandang.
Mengapa sebaiknya menggunakan buku spiral untuk aktivitas journaling? Sebab di dalam jurnal tersebut, biasanya ditambahkan berbagai printilan perjalanan seperti boarding pass pesawat, tiket kapal laut, struk belanja, foto-foto perjalanan, hingga stiker yang menggambarkan suasana tempat yang dikunjungi. Biasanya jurnal akan menjadi buku bergambar 3 dimensi dan timbul sehingga membutuhkan ruang lebih dalam buku. Buku jurnal spiral akan mempermudah penyimpanan printilan perjalanan dalam jurnal.
Bagaimana jika dulu pernah melakukan perjalanan tetapi printilannya dibuang dan sekarang baru mau memulai membuat jurnal? Saya sendiri pernah punya pengalaman demikian. Maka solusinya adalah mencari sumber diinternet terkait brand dan toko tempat belanja dulu. Bisa diunduh logo, template tiket masuk, dan lain-lain terkait destinasi yang pernah dikunjungi. Nanti tinggal digabungkan dengan foto-foto diri selama dalam kegiatan traveling dalam jurnal.
Travel journaling adalah cara yang menyenangkan untuk mengabadikan setiap momen perjalanan. Saat dikemudian hari dilihat kembali halaman-halamannya, rasanya seperti kembali ke tempat-tempat tersebut.Â