Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Temani Tiara Menanti Suaminya Pulang

28 November 2024   13:28 Diperbarui: 28 November 2024   13:30 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi (SHUTTERSTOCK) via Kompas.com 

Tiara berdiri dari tempat duduknya hendak berpindah ke tempat tidur. Saat berdiri, keluarlah ketuban bening bersamaan dengan kontraksi berikutnya. Dia meremas rok dasternya sambil menahan nyeri.

Tiara mencoba posisi yang nyaman dengan berbaring. Balik kiri, balik kanan, tak ditemukan posisi nyaman tersebut. Justru darah semakin mengalir hingga membercak di selimutnya.

            Tiba-tiba, entah tenaga dari mana, Tiara mengejan tanpa aba-aba. Keluarlah bongkahan bayi sangat mungil berserta darah di tempat tidur tanpa alat bantu sama sekali.

Aku adalah saksi bagaimana Tiara hampir meregang nyawa di depan mata bulatku. Aku panik, Tiara tak sadarkan diri dan bayi sangat mungil itu tak menangis.

Mas Andhika tiba di rumah terlambat. Dia disambut isteri yang pingsan dan bayi sangat mungil tanpa suara. Bergegas Mas Andhika menelpon dokter untuk meminta bantuan.

Setelah Dokter Astika menangani Tiara, beberapa saat kemudian Tiara siuman. Perlahan dia mengedipkan mata berkali-kali, tampak begitu berat. Mas Andhika lekas meraih tangan Tiara untuk menyambut pikiran sadarnya.

"Mas, anak kita mana?" Pertanyaan pertama Tiara setelah kesadarannya benar-benar pulih.

"Kamu istirahat dulu, ya. Enggak usah khawatir," sahut Mas Andhika lembut.

"Apa yang terjadi, Mas? Anak kita mana?" desak Tiara yang hampir meronta.

Mas Andhika tak mampu menjelaskan kenyataan bahwa bayinya telah gugur saat dilahirkan. Dirinya sendiri bahkan belum mampu menerima kenyataan tersebut, bagaimana dia mampu menjelaskannya pada Tiara?

Dari ekspresi Mas Andhika yang hanya membisu, bahkan berlinang air mata, Tiara sudah mampu menafsirkan apa yang terjadi pada bayinya. Sebelum Tiara kehilangan kesadarannya, dia sempat melihat bayinya keluar tanpa suara. Semakin terguncanglah jiwa Tiara dengan kenyataan bahwa bayinya terlahir prematur dan tak bernyawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun