Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Hemat Budget Skincare

7 Maret 2024   09:58 Diperbarui: 8 Maret 2024   01:39 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu yang beredar, harga skincare juga ikut naik seiring naiknya kebutuhan pokok jelang Ramadan ini. Sepertinya akan menjadi dilema bagi emak-emak, antara memprioritaskan berbelaja kebutuhan dapur yang juga naik atau membeli skincare agar glowing saat lebaran.

Bagi wanita pekerja yang dana dapur ditanggung suami sedangkan budget skincare ditanggung sendiri, mungkin kenaikan harga tidak begitu berimbas satu sama lain sebab sumber dananya berbeda. 

Beda cerita jika semua dana terkumpul jadi satu dan berasal dari satu sumber juga. Pasti pengalokasian dananya perlu pertimbangan khusus.

Pengalaman pribadi tidak terjadi suatu perubahan yang signifikan terkait kenaikan harga kebutuhan dapur dan perawatan kulit. Sebab memang saya tidak mengemban beban dana dapur, dan saya sendirilah yang membiayai perawatan kulit. 

Jadi saya tidak perlu meminta uang pada suami untuk membeli skincare. Jadi jika harga skincare naik, tidak akan menjadi permasalahan rumah tangga.

Menggunakan skincare lokal

Dari tahun 2012 sampai 2019 lalu, saya menggunakan skincare brand luar negeri. Bukan hanya skincare tetapi juga makeup dari luar negeri dengan brand yang sama. Saat itu menggunakan brand luar negeri tersebut sekaligus berbisnis turut memasarkannya. 

Bisnis sampai di tahun 2019 berhenti sebab saya ditugaskan ke pelosok negeri yang lokasinya susah listrik dan sinyal. Di lokasi tersebut juga tidak ada sasaran  konsumennya, maka saya memilih berhenti berbisnis skincare tersebut. Ongkir yang semakin mahal memutuskan saya untuk berhenti menggunakannya juga.

Maka, saya memutuskan untuk beralih menggunakan skincare brand lokal ternama di Indonesia. Produk skincare yang sudah bertahun-tahun tanyang di iklan layar televisi. 

Skincare dengan label halal tersebut ternyata jauh lebih terjangkau daripada brand luar negeri yang sebelumnya saya gunakan.

Produk skincare dari brand lokal juga bervariasi sesuai dengan kebutuhan kulit. Dari kulit berminyak, kering, sensitif dan kombinasi, semua lengkap produk perawatannya.

Produk lokal tersebut bukan hanya memproduksi skincare saja, tetapi memproduksi kosmetik riasan juga. Maka saya melengkapi koleksi bukan hanya skincare tetapi alat-alat make up juga. 

Sejak 2019 itu, produk skincare dan make up saya dari brand produk lokal Indonesia yang sudah teruji, populer, ternama dan halal.

Dari penggunaan skincare produk lokak saya belajar ternyata harganya lebih terjangkau dengan kualitas yang tidak jauh berbeda. 

Tetapi tetap harus hati-hati, untuk tidak berbelanja skincare di sembarang tempat walaupun produk lokal. Belilah di agen resmi, swalayan terpercaya atau apotek. Saya pernah membeli skincare produk tersebut di apotek yang sekaligus agen resmi.

Produk lokal pun jangan asal lokal, banyak produk lokal juga yang mahal dengan iming-iming glowing secara instan. Ada juga yang mengiming-imingi harga murah tetapi produknya abal-abal bahkan mengandung bahan berbahaya.

Ayo, bestie puan, bijak-bijak memilih produk kecantikan. Sebab kecantikan juga aset. Pilihlah produk skincare lokal yang memiliki rekam jejak baik, ternama dan halal, tentu dengan harga yang masuk akal.

Menyisihkan gaji tiap bulan

Satu kemasan atau series skincare biasanya tidak habis dalam sebulan. Biasanya dua sampai tiga bulan baru skincare habis terpakai dalam satu kemasan atau satu series. 

Tetapi perlu menyiapkan budget skincare stiap bulan setelah gajian, sebab jika waktu skincare habis baru menyiapkan uang, akan terasa mahal.

Saya sendiri, selalu menyisihkan uang dana skincare setiap gajian. Walau uang tersebut tidak langsung digunakan. Keuntungannya adalah ketika skincare saya habis, tidak terasa berat mengeluarkan uang pembelian skincare yang baru. Misalnya, harga rangkaian skincare satu juta saja. 

Akan menjadi berat jika tiba-tiba habis dan harus beli sedangkan misal gaji perbulan hanya tiga juta setengah. Walau pengeluarannya tiga bulan sekali tetapi terasa berat dengan nominal segitu, bukan?

Maka, saya biasanya menyisihkan uang gaji 400 ribu perbulan walau stok skincare masih ada. Jadi, ketika skincare saya habis, sudah terkumpul cukup untuk membeli rangkaian skincare tanpa mengambil uang dari tabungan utama.

Berbeda dengan make up, saya tidak mengalokasikan berbulan sebab make up jauh lebih awet. Biasanya make up akan diganti setahun sekali habis maupun tidak habis (kendala tenggat waktu pembukaan kemasan produk).

Menggunakan skincare alternatif

Selain menggunakan skincare dengan brand lokal, saya juga sesekali menggunakan skincare alternatif dengan produk alami yang tersedia di rumah.

Saya Sering menggunakan lulur dari parutan kunyit. Lulur kunyit dari bahan alami ini mengandung zat curcumin yang mampu mengangkat sel kulit mati. Lulur tradisional ini support proses regenarasi kulit secara alami.

Bahan alami lainnya yaitu mentimun. Biasanya saya menggunakan mentimun untuk masker wajah yang berfungsi untuk menghidrasi kulit. Masker wajah tradisional ini mampu melembabkan dan menyegarkan kulit.

Dengan memanfaatkan bahan alami untuk skincare, mampu menekan pengeluaran budget skincare yang akhir-akhir ini ikut meroket. Lumayan solutif, kan?

Demikian tips dan tick agar tetap cantik walau harga skincare naik seiring naiknya harga sembako. Semoga bermanfaat dan tetap cantik, ya, bestie puan sekalian.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun