Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Sumber Daya atau Aset Sekolah

26 Februari 2024   12:35 Diperbarui: 26 Februari 2024   12:36 3536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah adalah suatu ekosistem terstruktur dalam dunia pendidikan formal. Disebut ekosistem sebab terdiri dari beberapa komponen kehidupan. Baik komponen biotik maupun abiotik. Komponen biotik atau hidup terdiri dari semua manusia yang berperan di sekolah seperti kepala sekolah, guru, murid, penjaga sekolah, satpam, orang tua, tim administrasi dan lain-lain. Sedangkan komponen abiotik atau tak hidup dapat berupa bangunan, kebutuhan finansial operasional sekolah, lingkungan dan lain-lain. Semua komponen tersebut merupakan aset/modal atau sumber daya yang dimiliki.

Sumber daya secara bendawi dan sumber daya manusia tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk pembelajaran murid yang lebih berkualitas. Sumber daya atau aset sesungguhnya bukan hanya fasilitas yang ada di dalam sekolah berupa benda-benda saja. Lingkungan dan fasilitas sekitar sekolah juga berperan penting dalam menunjang pembelajaran.

Pemimpin pembelajaran yang mampu mengidentifikasi aset atau sumber daya

Langkah paling awal yang harus dilakukan seorang kepala sekolah dalam pemanfaatan aset adalah mengidentifikasi aset-aset yang dimiliki sekolah. Terkadang seorang pemimpin lalai dalam memaksimalkan aset dalam pembelajaran sebab tidak teridentifikasi dengan baik.

Mengindentifikasi aset berdasarkan jenis aset yang dimiliki

Seorang pemimpin suatu lembaga harus memiliki kompetensi dalam mengidentifikasi aset yang telah ada. Berikut contoh cara mengidentifikasi aset atau sumber daya yang ada di sekolah:

  • Aset/ Modal Manusia

1. Kepala Dinas

Pendidikan S1, pernah menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah.

2. Pengawas Sekolah

Pendidikan S1, pernah menjabat sebagai kepala sekolah.

3. Kepala Sekolah

Pendidikan S1 dan bersertifikasi

4. Pendidik/Guru

Pendidikan S1 dan S2 juga sebagaian besar bersertifikasi.

5. Tenaga Kependidikan

Pendidikan SMA/sederajat.

5. Murid

Misalnya jumlah murid: 530, keragaman suku, agama dan budaya, minat dan bakat, latar belakang ekonomi.

7. Orang tua

Misalnya pendidikan orang tua: 25% S1/S2. 75% SMA ke bawah.

Beragam pekerjaan orang tua:

Tani, ukang ojek, supir, pedagang kaki lima, nelayan, wiraswasta, PNS/Polri, penambang emas


  • Aset/Modal Sosial

1. Kepala Dinas: Memberi arahan dan membuat Keputusan/kebijakan.

2. Pengawas Sekolah: Mengontrol, memberikan pengawasan dan monitoring perkembangan pendidikan di sekolah.

3. Kepala Sekolah: Penanggung jawab satuan pendidikan, aktif dalam pengurusan MGMP, penanggung jawab komunitas belajar di sekolah, aktif di organisasi PGRI.

4. Guru:

-Terlibat aktif dalam proses belajar mengajar

-Mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi dan profesi

-Tergambung dalam organisasi profesi

-Aktif menulis di berbagai platform baik cetak maupun daring

-Memiliki kecakapan di bidang seni dan olahraga

-Aktif dalam bidang keagamaan.

-Menjadi konten kreator.

5. Tenaga kependidikan: Menangani administrasi sekolah

6. Murid:

- Tergabung dalam organisasi OSIS.

- Tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler: PMR, Pramuka dan lain-lain.

- Prestasi bidang akademin dan non akademik.

- Orang tua: Tergabung dalam paguyuban orang tua wali, tergabung dalam komite sekolah.

  • Aset/Modal Politik 

- Bekerja sama dengan dinas pendidikan kebupaten dan provinsi

- Kemitraan sekolah dengan lembaga pemerintah, lembaga kesehatan, kepolisian

  • Aset/Modal Agama dan Budaya

- Beragam agama (heterogen)

- Terdapat fasilitas tempat ibadah di sekolah

- Merayakan hari besar keagamaan

- Mengadakan karnaval budaya

- Pameran masakan tradisional (kuliner)

- Budaya 3 S, senyum, salam. Sapa, sopan, santun.

- Budaya gotong royong.

- Lingkungan sekolah yang agamis

  • Aset/Modal Fisik

Sarana dan prasarana sekolah layak (ruang kantor, ruang kelas, perpustakaan, UKS, laboraturium komputer, ruang guru, aula pertemuan, akses internet, perlengkapan IT, daya listrik, lapangan olah raga, taman, tempat parkir, tempat ibadah, laboraturium IPA, WC Guru dan siswa, kantin sekolah, pos jaga, pos piket, ruang OSIS, Ruang PMR, Ruang Pramuka, ruang marching band, rumah dinas guru, dan lahan sekolah luas

  • Aset/Modal Lingkungan

Perpustakaan Daerah, jalan raya, situs sejarah, ikon daerah, objek wisata, daerah persawahan, pasar tradisional, kantor pos, kantor polisi, puskesmas, masjid dan lain-lain

  • Aset Finansial/Keuangan

Dana BOS (daerah/nasional), dana PIP, dana BOS Afirmasi, koperasi sekolah dan lain-lain.

Membagikan Hasil Identifikasi Kepada Para Guru

Guru adalah eksekutor dalam pembelajaran di kelas. maka butuh kerja sama atau kolaborasi yang baik antara kepala sekolah dan para guru. Kompetensi guru memiliki perngaruh yang sangat besar bagi berjalannya pembelajaran yang berpihak pada murid.

Kepala sekolah perlu membagikan hasil identifikasi kepada para guru agar mampu bersama-sama memanfaatkan aset yang dimiliki sekolah. Baik aset di dalam sekolah maupun di lingkungan sekitar. Sepintar apapun seorang kepala sekolah, tidak akan mampu mengeksekusi sendiri semua pemenfaatan aset atau sumber daya yang dimiliki sekolah.

Setelah membagikan hasil identifikasi, perlu juga mengkoordinir aksi nyatanya. Tidak begitu saja diserahkan tugas kepada guru dalam pemanfaatan aset, kontrol dan peninjauan itu perlu untuk refleksi dan evaluasi.

Maksimalkan Pemanfaatan Aset atau Sumber Daya

Sesungguhnya seorang kepala sekolah atau pemimpin pendidikan tidak perlu merasa disulitkan dengan kurangnya fasilitas yang canggih di sekolah. Apalagi merasa sekolahnya tidak setara dengan sekolah-sekolah di kota yang dilengkapi dengan fasilitas serba canggih.

Sebelum membandingkan sekolah dengan sekolah lain yang memiliki fasilitas canggih, alangkah baiknya maksimalkan dulu potensi atau aset yang sudah dimiliki. Agar ketika diberi tambahan fasilitas atau aset, akan dengan mudah memanfaatkannya.

Pertanyaan besar, adakah fasilitas sekolah yang belum dimanfaatkan dengan maksimal oleh para guru dalam pembelajaran di kelas? Coba cross check kembali.

Pertanyaan besar berikutnya, apakah semua kompetensi guru sudah diperbaharui? Apakah minat dan bakat murid sudah digali dengan maksimal? Aset berupa sumber daya manusia ini sesungguhnya sangat krusial. Merekalah penggerak yang mampu dengan cerdas memanfaatkan aset yang dimiliki sekolah dalam pembelajaran yang berpihak pada murid.

Demikian ulasan terkait peran kepala sekolah dalam memanfaatkan aset sekolah. Mulai dari mengidentifikasi aset, berbagi praktik baik kepada para guru dan mengontrol para penggerak di sekolah dalam memaksimalkan pemanfaatan aset sekolah. Semoga bermanfaat, terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun