Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wawancara Bersama Kepala Sekolah Terkait Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebijakan sebagai Pemimpin

13 Februari 2024   12:42 Diperbarui: 13 Februari 2024   12:43 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara bersama Kepala Sekolah SMP N 52 Buru

Sebagai pemimpin, pengambilan keputusan dibebankan pada pundaknya. Bukan perkara mudah untuk memutuskan suatu kebijakan. Banyak pertimbangan dan memprioritaskan suatu urgensi. Walau pengambilan keputusan berada di pundak pimpinan, tetapi seorang pemimpin tidak diperkenankan untuk semena-mena dalam memutuskan suatu kebijakan. Seorang pemimpin harus tahu benar, mana kebijakan yang harus diprioritaskan tanpa merugikan pihak manapun.

Bahkan di beberapa kasus membawa seorang pimpinan berada di posisi dilema etika. Antara membenarkan yang butuh pertolongan tanpa mengorbankan pihak lainnya.

Terdapat 4 paradigma dilema etika dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin:

  1. Paradigma individu dan masyarakat,
  2. Paradigma rasa keadilan lawan rasa kasihan,
  3. Paradigma kebenaran lawan kesetiaan,
  4. Paradigma jangka pendek dan jangka panjang

Selain 4 Paradigma di atas, terdapat 3 Prinsip dalam pengambilan keputusan diantaranya;

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan membuat keputusan kita dapat memperhatikan 9 langkah langkah yang harus ditempuh meliputi;

  1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan,
  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini,
  3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini,
  4. Pengujian benar atau salah,
  5. Pengujian paradigma benar lawan benar,
  6. Melakukan prinsip resolusi,
  7. investigasi opsi trilema,
  8. Buat keputusan,
  9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Untuk pendalaman manteri dalam pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, saya melakukan wawancara bersama kepala sekolah di mana saya mengajar yaitu Kepala Sekolah SMP PGRI Mako. Kemudian saya juga melakukan wawancara kedua bersama Kepala sekolah dari sekolah lainnya yaitu SMP Negeri 52 Buru.

Wawancara Pertama

Kasus yang diangkat dalam wawancara berkaitan dengan dilema etika yang pernah dihadapi. Masalah yang ditemukan adalah ketika rapat streaming nilai kepala sekolah mengambil keputusan agar nilai peserta didik tuntas memenuhi KKM. Nilai tersebut untuk pengisian nilai di lembar raporan pendidikan sehingga semuanya dinyatakan naik kelas.

Berikut pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diperoleh dari hasil wawancara:

Selama ini, bagaimana Bapak mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Mudah saja untuk mengidentifikasinya, sesuatu dikatakan bujukan moral jika ada dua hal yang satu benar dan yang satu salah menurut hukum. Jika terdapat dua pilihan yang kedua-duanya kemungkinan benar maka hal itu dikatakan dilema etika.

Selama ini, bagaimana Bapak menjalankan pengambilan keputusan, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar?

Dalam menjalankan pengambilan keputusan biasanya saya musyawarahkan dulu dengan semua guru dalam forum rapat.

Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Bapak lakukan selama ini?

Mencari tahu penyebab permasalahan terlebih dahulu, siapa yang terlibat. Berdiskusi dengan warga sekolah, membuat beberapa solusi keputusan, dan menimbang lagi dari berbagai sudut pandang sebelum mengambil keputusan final.

Hal-hal apa saja yang selama ini Bapak anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Hal yang saya rasa efketif dalam pengambilan keputusan adalah ketika menimbang keputusan itu apakah membawa kebermanfaatan bagi peserta didik, bagi orang banyak, dan yang paling utama bisa bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat.

Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Dalam pengambilan keputusan, yang menjadi tantangan yaitu membuat keputusan yang adil dan ikhlas.  Juga keputusan yang diambil apakah sudah benar dan bisa dijalankan dengan sebetul-betulnya.

Dalam penyelesaian kasus dilema etika, apakah Bapak langsung menyelesaikan di tempat, atau ada jadwal untuk menyelesaikannya? dan prosedur seperti apa yang Bapak jalankan?

Tergantung dari situasi yang dihadapi, jika kasus yang dihadapi tergolong ringan maka bisa diselesaikan pada saat itu juga. Namun jika kasusnya cukup berat dan melibatkan berbagai pihak maka kembali lagi kepada prosedur yang tadi sudah dijelaskan.

Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Bapak dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Dalam pengambilan keputusan, saya biasanya melibatkan warga sekolah yang mempunyai kedekatan personal dengan orang yang mengalami permasalahan. Sehingga bisa lebih mudah melakukan pendekatan dan  menggali permasalahan yang terjadi. Juga bisa turut membantu mencari alternatif solusi dalam pengambilan keputusan.

Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Bapak petik dari pengalaman Bapak mengambil keputusan dilema etika?

Saya bisa lebih menyadari bagaimana sebaiknya dalam melakukan pengambilan keputusan, lebih bijaksana dalam menganalisis permasalahan sehingga bisa dijadikan pertimbangan untuk menentukan keputusan yang tepat dan terbaik.

Wawancara Kedua

Wawancara kedua dilakukan bersama Kepala Sekolah SMP Negeri 52 Buru. Berikut pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diperolah.

Wawancara bersama Kepala Sekolah SMP N 52 Buru
Wawancara bersama Kepala Sekolah SMP N 52 Buru

Kasus berkaitan dilema etika yang pernah dihadapi adalah ketika sekolah ingin melibatkan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka. Apakah memberikan ruang yang cukup atau ada tekanan untuk terlibat lebih aktif?

Selama ini, bagaimana Bapak mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Mengidentifikasi kasus bujukan moral dengan memperhatikan adanya dua yang saling bertentangan, sedangkan dilema etika ketika dihdapkan dengan dua hal yang sifatnya benar secara universal.

Selama ini, bagaimana Bapak menjalankan pengambilan keputusan, terutama untuk kasus-kasus dimana ada dua kepentingan yang sama-sama benar?

Biasanya saya mengumpulkan informasi dulu tentang kasus yang dihadapi, termasuk mendengarkan semua pihak yang terlibat dan mencari fakta yang dari kasus tersebut.

Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Bapak lakukan selama ini?

Saya mencari informasi terkait kasus yang terjadi, pihak-pihak yang terlibat, konsultasi dengan pihak terkait, dan mempertimbangkan terlebih dahulu dampak dari keputusan yang akan diambil.

Hal-hal apa saja yang selama ini Bapak anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Saya melibatkan berbagai pihak yang terkait, mempertimbangkan masukan dan saran dari berbagai sudut pandang, dan yang paling utama keputusan yang dibuat sesuai dengan aturan yang ada di sekolah.

Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Salah satu yang menjadi tantangan yaitu dalam hal dampak dari keputusan yang diambil, mungkin terhadap hubungan antar rekan kerja, ataupun hubungan dari sisi peserta didik setelah suatu keputusan diambil.

Dalam penyelesaian kasus dilema etika, apakah Bapak langsung menyelesaikan di tempat, atau ada jadwal untuk menyelesaikannya? dan prosedur seperti apa yang Bapak jalankan?

Penyelesaiannya tergantung kasus yang dihadapi biasanya langsung diselesaikan di tempat, tapi memang suatu kasus itu perlu didalami terlebih dulu sebelum membuat keputusan, agar keputusan yang diambil bisa tepat sasaran.

Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Bapak dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Biasanya memang perlu melibatkan orang atau pihak lain, tergantung kasus yang dihadapi, dan hal itu bisa memperkuat keputusan dan memberikan kepastian bahwa proses pengambilan keputusan dilakukan secara tepat.

Demikian hasil wawancara yang saya lakukan dua hari berturut-turut bersama dua pimpinan di sekolah yang berbeda. Masing-masing memiliki karakteristik kepemimpinan dan cara pengembilan keputusan yang bijak. Masing-masing kepala sekolah mampu membuat Keputusan yang mengatasi dilema etika, dari sini dapat dijadikan pembelajaran bagi kita semua yang sewaktu-waktu akan menjadi pemimpin dan dimintai kebijakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun