Jika masih melalukan kebiasaan buruk selayaknya akun personal, artinya pengguna Facebook tersebut belum siap menjadi profesional sebagaimana akunnya. Bagaimana seorang kreator konten di Facebook dapat menjadi influencer jika masih menuangkan ego dan tidak berfokus pada bisnis digital tersebut.
Saya masih menemukan akun profesional Facebook yang berkeluh kesah akan kehidupan pribadi yang konteksnya tidak bermanfaat untuk pemirsanya. Ini artinya belum ada kesadaran bahwa akunnya telah perofesonal dan tidak diimbangi dengan keprofesionalan penggunanya
Lebih bijak dalam memanfaatkan monetisasi Facebook agar dapat menghasilkan cuan yang lebih efektif. Lebih selektif juga menayangkan konten agar sesuai dengan keprofesionalan akun. Etika ini harus dijaga agar akun tetap menarik bagi pemirsa.
Spesifikasi Konten Profesional
Konten yang menarik memiliki kesempatan besar untuk FYP (for your page). Konten akan berseliweran diberanda peminat serupa. Misalnya, emak-emak di Facebook yang membuat video masak-masak, biasanya konten video  tersebut akan berseliweran di beranda akun-akun yang meminati spesifikasi konten serupa.
Akun FB profesional dengan spesifikasi konten tertentu biasanya akan lebih cepat maju dan memiliki rating tinggi dibandingkan dengan akun dengan konten random atau acak.
Konten emak-emak di FB yang sering ditemukan adalah minivlog daily in my life, masak-masak, parenting dan apapun yang terkait dengan kehidupan emak-emak. Tidak main-main, banyak emak-emak yang menggunakan peralatan profesional dari kamera, lighting, dan lain-lain.
Agak berbeda dengan kreator konten emak-emak di Instagram yang kontennya berkutat pada beauty care, skincare, life style, review film/buku, olahraga, kesehatan dan parenting. Penulis-penulis juga banyak merajai platform ini. Mungkin konten-konten tersebut dapat diadaptasi oleh kreator konten emak-emak di facebook untuk niche pada akun profesionalnya.
Yang perlu disadari oleh emak-emak Facebook adalah Anda bukan artis. Tidak semua orang ingin tahu kehidupan seharian Anda. Jadi, jika yang Anda bagikan adalah kehidupan biasa saja yang jauh dari kata menarik, lebih baik cari jenis konten lain. Pemirsa media sosial butuh konten-konten bermanfaat dan menghibur. Buatlah konten sesuai kebutuhan agar memiliki banyak peminat.
Sebagaimana Kompasianer, akan memiliki banyak pembaca jika yang ditayangkan adalah tulisan-tulisan bermanfaat. Salah satu syarat agar tulisan diberi label "artikel utama" adalah tulisan bermanfaat dan diperlukan oleh orang banyak. Dari situlah akan meraup banyak viewers dan cuan, bukan? Rasanya cara ini dapat ditiru oleh emak-emak kreator konten di Facebook juga.
Ayo mulai peduli untuk mengimbangi akun facebook profesional dengan konten-konten bermanfaat. Dengan begitu tampak profesional juga penggunanya. Konsistensi juga diperlukan agar fenomena emak-emak menjadi kreator konten ini bukan hanya musiman.