Belum lagi risiko siswa yang mendapat nilai tidak sesuai standar akan menerima cyberbullying. Perundungan di sini sebenarnya bukan hanya dilakukan oleh rekan sesama siswa tetapi oleh gurunya sendiri yang mengunggah nilai ulangan di sosial media. Selama ini guru selalu memberi peringatan terkait saling menyayangi dan hindari bully, tapi kasusnya justru guru sendiri pelaku bullying.
Batasan guru sebagai konten kreator
Sosial media mungkin sebagai wadah menunjukan eksistensi, termasuk guru. Banyak konten-konten video guru yang digandrungi dan dikagumi netizen. Ada konten edukasi sampai konten yang seru-seruan. Walau sudah sering mengunggah segala konten, tetapi terdapat beberapa hal terkait siswa yang tidak boleh diunggah sebab menyangkut hal pribadi siswa itu sendiri.
- Data pribadi siswa tidak diperkenankan untuk diunggah dalam bentuk apapun. Semua guru saya rasa paham ini.
- Kasus siswa bermasalah. Sekesal apapun seorang guru atas kasus seorang siswa, tidak selayaknya untuk meluapkan kekesalan itu di sosial media. Akan tampak tidak profesional.
- Unggahan yang menjatuhkan harga diri siswa. Salah satunya adalah nilai hasil ulangan yang tidak memenuhi standar.
- Tidak mengunggah foto atau video siswa tanpa izin. Jika siswa tidak berkenan jika foto atau videonya diunggah, maka urungkan itu.
Sejatinya, nilai-nilai ulangan siswa itu adalah bukan hanya harga diri siswa, tetapi juga harga diri sekolah. Bahkan bisa jadi nilai-nilai itu adalah dokumen sekolah. Sehingga sekolah juga yang akan kena imbasnya.
Pada kolom komentar postingan nilai hasil ulangan di Facebook yang diunggah oleh oknum guru itu ditemukan juga hujatan netizen terkait sekolah. Beberapa mencaci-maki sekolahnya yang dianggap tidak bermutu. Sebaiknya sebagai guru menutup kekurangan siswa juga kekurangan sekolah yang menaunginya.
Nilai-nilai siswa adalah perihal intern antara guru, siswa, sekolah dan orang tua siswa. Bukan untuk konsumsi publik maya. Guru pun tidak dapat memastikan ribuan viewers pada unggahannya itu siapa saja, likes dan komen itu juga siapa saja yang melakukannya. Mari lebih hati-hati dan saling menghargai.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H