Idealnya guru dan murid memilih kurang lebih 10 keyakinan sebagai keyakinan final kelas. Maka perlu kiranya guru dan murid mengulas kembali, seberapa penting atau krusial keyakinan itu. Apa yang akan terjadi jika keyakinan itu ditetapkan dan apa yang terjadi jika keyakinan itu tidak dimasukkan ke dalam daftar.
Mengambil nilai kebajikan
Keyakinan kelas dibuat demi kebaikan dan kelancaran belajar. Sudah tentu terdapat nilai-nilai kebajikan di dalamnya. Setelah memilah poin-poin penting yang akan ditetapkan sebagai keyakinan kelas, maka guru menjelaskan nilai kebajikan yang akan murid dapatkan jika menjalankan keyakinan tersebut.
Misalnya, keyakinan kelas "Jangan datang terlambat" itu terdapat nilai kebajikan disiplin di dalamnya. Begitu juga dengan keyakinan "Tidak boleh berkata kasar" mengandung nilai kebajikan hormat dan santun. Dengan demikian, murid dapat memahami kebajikan apa yang akan mereka peroleh jika melaksanakan keyakinan-keyakinan tersebut.
Mengubah keyakinan menjadi kalimat positif
Pada saat murid menuliskan keyakinan kelas yang diinginkan, tidak semua dalam format kalimat positif. Maka tugas guru adalah membimbing murid untuk mengubahnya menjadi kalimat positif. Diubah menjadi kalimat positif agar keyakinan kelas sifatnya bukan larangan tetapi kebajikan yang harus dilakukan.
Contohnya:
"Tidak datang terlambat" diubah menjadi "Datang tepat waktu"
"Jangan membuang sampah di lantai kelas" diubah menjadi "Membuah sampah pada tempatnya"
"Jangan mengobrol ketika guru menjelaskan di kelas" diganti menjadi "Memperhatikan penjelasan guru"
"Tidak boleh berkata kasar" diganti dengan "Berkata sopan dan santun"
Kalimat positif terlihat lebih indah dan lebih nyaman didengar. Kalimat tampak seperti kalimat persuasif ke arah yang positif, bukan hanya tampak seperti larangan.