Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Koneksi antara Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan Perumusan Visi Guru Penggerak

27 September 2023   16:50 Diperbarui: 27 September 2023   16:52 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Murid membuat proyek berupa video dalam pembelajaran (dokumentasi pribadi)

Sebagaimana Ki Hajar Dewantara yang sejak era kolonial hingga kini  menjadi panutan dalam bidang pendidikan, begitu juga dengan guru yang selalu berperan sebagai panutan yang menuntun. Ke manakah murid dituntun oleh guru? Apakah ke arah lebih baik sesuai dengan ambisi seorang guru? Tentu tidak, tugas guru adalah menuntun muridnya untuk menggali kodratnya sesuai dengan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Kodrat yang harus digali dan kembangkan adalah kodrat alam dan kodrat zaman anak.

Pembelajaran yang menuntun anak kepada kodrat alam dan kodrat zaman itu adalah pembelajaran yang berpihak pada murid. Menggali potensi yang dimiliki oleh murid yang telah dimiliki dan dibawa dari alam dan lingkungan, dan mengembangkannya sesuai dengan zamannya sekarang.

Visi guru penggerak untuk mewujudkan profil pelajar pancasila

Menjadi pertanyaan besar dan berat bagi seorang calon guru penggerak, "Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai kaitan peran pendidikan dalam mewujudkan filosofi KHD dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya dengan paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) di sekolah Bapak/Ibu?

Dengan segala kewajiban menuntun yang berpihak pada murid, maka guru perlu memiliki visi untuk jangka panjang murid di masa yang akan datang. Ini artinya saat merumuskan visi perlu pendekatan yang berpihak pada murid. Pendekatan yang tepat adalah pendekatan inkuiri apresiatif yang mana dalam pendekatan ini guru dituntut untuk dapat mengambil pelajaran atas potensi yang telah dimiliki murid, guru dan sekolah. Artikel sebelumnya tentang perumusan visi melalui pendekatan inkuiri apresiasi dapat dibaca di klik di sini

Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari:

  • Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
  • Berkebhinnekaan global
  •  Gotong-royong
  • Mandiri
  • Bernalar kritis
  • Kreatif

Dalam merumuskan visi yang merujuk pada Profil Pelajar Pancasila sudah dapat dipastikan bahwa mewujudkan insan yang religius adalah mutlak. Nilai religius juga sudah ada sebagai kodrat alam pada setiap diri anak. Begitu juga dengan nilai kebhinnekaan global, gotong-royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif, sejatinya telah menjadi dasar nilai dalam diri anak.

Tujuan dibuatnya visi adalah untuk mempertegas dan mempertajam nilai tersebut agar kelak dapat berguna bagi diri sendiri, bagi masyarakat dan bagi bangsa. Visi harus merujuk pada kemampuan yang dimiliki untuk mampu dipertahankan bahkan dikembangkan lagi.  

Sebagai pengalaman menilik dari potensi yang ada di sekolah saya sendiri, bahwa begitu banyak potensi-potensi yang dimiliki, dari minat, bakat, nilai religius dan fasilitas pendukung yang erat dengan perkembangan zaman. Dari itu saya membuat visi, "Mewujudkan murid yang religius dan mampu berinovasi sesuai dengan profil pelajar Pancasila" sebagai Impian yang akan diwujudkan.

Visi itu saya rumuskan bedasarkan potensi yang sejatinya telah ada sebagai dasar kekuatan. Nilai religius telah dimiliki dengan segala kemajemukkannya di lingkungan sekolah. Berinovasi dengan cara memanfaatkan fasilitas sekolah yang mendukung secara maksimal, seperti penggunaan gadget, media presentasi, akses internet dan lain-lain. Sekaligus membawa murid untuk menemukan jati dirinya, guru tenggelam di dalam observasi memahami zaman murid.

Merumuskan visi pembelajaran yang berpihak pada murid menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif sangat berkaitan. Semuanya dikembalikan pada kodrat dan potensi yang dimiliki. Dengan visi, potensi dan kodrat tersebut akan bertahan dan berkembang lebih baik lagi.

Revisi perumusan visi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun