Begitu juga dengan peradaban yang inovatif. Perkembangan zaman terus bergulir. Tidak bisa merasa puas karena telah berinovasi dan berhenti. Inovasi tetap harus terus dilaksanakan kapan pun, di mana pun dan oleh siapa pun. Diharapkan murid-murid yang terus maju dan dapat membaca kesempatan di eranya. Dapat mempertahankan hidup di antara gencaran kemajuan.Â
Jabarkan Rencana
Dalam menjabarkan rencana, perlu diperhatikan beberapa poin penting. Poin-poin penting ini adalah rancangan untuk mewujudkan visi.
- Mengidentifikasi tindakan konkret yang diperlukan untuk menjalankan langkahlangkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera, dan langkah berani/terobosan yang akan memudahkan keseluruhan pencapaian.
- Menciptakan organisasi yang ideal demi mencapai mimpi.
- Mempertahankan perubahan positif, atau menindaklanjuti masa lalu organisasi yang paling positif dan potensial.
- Menyusun definisi kesuksesan pencapaian bertahan.
Dari poin-poin di atas, muncul pertanyaan lanjutan agar rencana dapat terjabar dengan jelas. Pertanyaan yang tujuannya menjabarkan rencana secara gamblang.
- Bagaimana menggali, mempertahankan dan meningkatkan nilai religius?
- Bagaimana menciptakan kegiatan yang inovatif sesuai perkembangan zaman di dalam pembelajaran?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut butuh penjabaran yang jelas dalam perencanaanya. Perencanaan tidak dapat dilakukan sendiri, di sinilah perlunya kolaborasi antar perangkat sekolah. Maka rancangan untuk tindakan kongkret yang perlu dilaksankan berdasarkan potensi yang telah dimiliki.
- Kegiatan untuk mempertahankan dan mengembangkan nilai religius adalah dengan melaksanakan rutinitas berdoa menurut keyakinan, berkoordinasi dengan perangkat sekolah untuk menyelenggarakan hari besar keagamaan. Tidak perlu mewah, sederhana saja untuk menanamkan kerohanian religi dalam diri. Perlu kiranya merencanakan mengundang tokoh agama terpercaya untuk memberi penguatan.
- Merintis komunitas praktisi bersama rekan guru guna berkolaborasi menciptakan pembelajaran yang inovatif dan berpihak pada murid tentunya. Melakukan pendekatan kepada murid dan mengobservasi minat belajarnya, guna menemukan strategi yang tepat untuk diimplementasikan.
Dalam berinovasi tak luput dari kemampuan dan kemauan murid itu sendiri. Kenyamanan dan tanpa paksaan menjadi prioritas. Maka, saya sebagai guru yang telah menemukan potensi npada siswa melalui obaservasi, berencana untuk memaksimalkan penggunaan sosial media, gaming, film animasi dalam pembelajaran dan menugasan.
Atur Eksekusi
Pada tahapan terakhir ini adalah tahapan perantara antara rencana dan perwujudan nyata. Pada tahapan ini rencana akan bertransformasi ke dalam aksi.
- Menentukan siapa yang berperan dalam pengambilan keputusan.
- Merupakan awal dari penciptaan 'budaya belajar apresiatif' yang berkelanjutan.
- Â Menyelaraskan interaksi setiap orang (unsur) terlibat agar dapat bersama-sama menciptakan (co-create) masa depan.
- Mendesain jalur komunikasi dan pengelolaan rutinitas (misal: protokol/SOP, knowledge management, monev/refleksi.
Petanyaan yang muncul ketika aksi akan dieksekusi adalah pertanyaan cara kerja. Bagaiamana agar kerja sesuai porsi dan visi terwujud.
- Kegiatan apa yang telah ada dan hendak kembangkan dalam mempertahankan nilai religius?
- Strategi bagaimana agar pembelajaran yang inovatif terwujud?
Untuk menjawab ini, lagi-lagi guru tidak dapat melakukannya sendiri. Maka saya sebagai guru berusaha melakukan kolaborasi.
- Pertama saya merintis komunitas praktisi bersama teman sejawat, di mana komunitas ini berpusat pada perkembangan murid. Komunitas yang dirintis adalah Komunitas Murid Bertalenta. Dalam komunitas ini, murid dapat berkembang sesuai minatnya. Beberapa program dalam komunitas diantaranya: English Camp, Pelatihan Penggunaan Komputer dan Public Speaking.
- Kedua, saya mendekati murid untuk melakukan observasi. Banyak hal yang saya temukan. Dari kebiasaan mereka belajar dan pembelajaran yang mereka inginkan.
- Ketiga, saya menyesuaikan kebiasaan murid yang tak lepas dari gadget. Baik ponsel maupun Komputer. Penggunaan sosial media yang hampir sepanjang hari, mobile gaming yang bahkan pernah mengikuti turnamen, film anime yang mendarah daging. Maka dalam pembelajaran, saya mencoba untuk memasukkan diri ke dalam dunia mereka. Ada tugas yang diunggah di sosial media, ada tugas mengidentifikasi alur game, ada membuat animasi melalui aplikasi komik.
- Disadari bahwa perkembangan terus berlangsung, maka inovasi tidak cukup sampai di sini. Inovasi-inovasi berikutnya terus menanti.
Demikian penjabaran metode BAGJA dalam merumuskan visi guru penggerak melalui apresiatif inkuiri. Sangat berharap visi dapat terealisasi demi terwujudnya sasaran kecil yang mengarah pada profil pelajar Pancasila.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H