Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merumuskan Visi Guru Penggerak Menggunakan Pendekatan Inkuiri Apresiatif

25 September 2023   16:14 Diperbarui: 25 September 2023   16:17 6933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langkah pertama mewujudkan visi yaitu berkolaborasi merintis komunitas praktisi bersama rekan Calon Guru Penggerak (dokumentasi pribadi)

Tindakan/penyelidikan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:

  • Menggali potensi religius yang pasti telah dimiliki seluruh individu.
  • Mengenali perkembangan zaman murid dan fasilitas digital apa yang diminati.

Ambil Pelajaran

Terdapat dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengambil pelajaran dari perumusan visi guru. Dengan begitu sasarannya tepat dan dapat menyelesaikan target.

  • Menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/peluang lewat penyelidikan; mengidentifikasi/ mengapresiasi yang terbaik dari apa yang telah ada, menemukan "inti positif"; setiap pertanyaan dibuat dengan hatihati dan sifatnya positif.
  • Menentukan cara kita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar, survei individu, multi unsur

Munculah pertanyaan lanjutan dari pertanyaan di atas sebelumnya. Pertanyaan ini untuk spesifikasi tindakan ke depan.

  • Kegiatan apa saja yang dapat menggali nilai religius?
  • Kegiatan apa saja yang dapat dilaksanakan dalam mewujudkan pembelajaran yang inovatif?

Setelah menilik pertanyaan lanjutan, mulai berpikir tindakan yang perlu dilakukan. Tentu penyelidikan ini mengerah pada potensi dan kemampuan yang berpihak pada murid.

  • Kegiatan religi yang dapat dan telah diterapkan di sekolah adalah berdoa menurut keyakinan masing-masing sebelum dan setelah belajar, memperingati hari besar keagamaan. Untuk tambahan rasanya perlu diadakan siraman rohani oleh tokoh agama untuk memperkuat nilai religi dan tolerasi terhadap sesame sebagaimana anjuran Tuhan YME.
  • Guru perlu merintis komunitas praktisi agar dapat berkolaborasi dengan teman sejawat untuk sharing soal berinovasi dalam pembelajaran. Guru juga dapat langsung berfokus pada sasaran yaitu murid. Lagi pula murid juga secara dominan memiliki sarana gadget untuk mendukung inovasi secara digital. Di sekolah juga terdapat sarana penunjang seperti Komputer dan tablet.

Dua tindakan tersebut perlu dilakukan untuk memastikan seberapa jauh potensi yang telah dimiliki dan seberapa penting untuk ditindak lanjuti. Yang saya temukan pada murid di sekolah, secara pemahaman teori keagamaan, mereka dapat dikatanya baik. Banyak ditantaranya melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan juga. Tetapi secara penerapan di dalam pergaulan sekolah dan masyarakat masih perlu pematangan. Seperti menghentikan perundungan dan saling toleransi antar teman yang berbeda.

Untuk perkembangan zaman yang diminati murid di sekolah cenderung pada sosial media berbasis video seperti TikTok dan YouTube yang diminati. Selain itu sejumlah nama mobile games juga menjadi minat para murid lelaki. Tidak ketinggalan film-film anime yang digandunggi para murid yang menamakan diri mereka anime lovers atau wibu.

Gali Mimpi

Sebenarnya mimpi guru, murid dan sekolah itu pasti sangat banyak. Seiring kemajuan teknologi yang mempermudah untuk mengakses informasi, banyak diketahui sekolah-sekolah maju di luar sana. Tentu terketuk dalam hati untuk mampu semaju sekolah-sekolah lain. Tetapi pada ulasan kali ini, saya berfokus pada mimpi yang dapat merumuskan visi.

  • Menyusun deskripsi kolektif bilamana inisiatif terwujud
  • Membayangkan dan menggambarkan masa depan.
  • Gambaran masa depan dimunculkan dari contohcontoh yang membumi dari masa lalu yang positif.
  • Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama, multi unsur (kapan, di mana, siapa saja.

Dari penyataan di atas, dapat ditarik pertanyaan sederhana sebagai berikut:

  • Seperti apa murid impian itu?
  • Seperti apa guru impian itu?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, perlu mengenali potensi diri dan Impian-impian ke depan. Ingin seperti apakah kita?

  • Murid impian adalah murid yang religius dan berbudi pekerti yang luhur serta mampu berinovasi mengikuti perkembangan zaman sesuai profil pelajar Pancasila.
  • Guru Impian adalah guru yang mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat, terus memperbaharui pengetahuan dan mampu menerapkannya pada murid dalam pembelajaran.

Sudahkah Impian itu terwujud sekarang? Mulai kapan memujudkannya? Tentu mulai dari sekarang. Jika merasa telah memenuhi mimpi-mimpi tersebut, maka tugas guru dan murid adalah mempertahankannya serta mengembangkannya.

Nilai religius itu sejatinya telah dimiliki seluruh individu, tetapi pendalaman iman dan bergaul itu fleksibel dan dapat berubah-ubah. Maka perlu diwujudkan insan yang terus taat kepada Tuhan dan mencintai sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun