Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pelatihan Profesi untuk Upgrade Kemampuan dan Pola Pikir

24 Agustus 2023   11:18 Diperbarui: 25 Agustus 2023   08:02 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi boothcamp | Dok. Algoritma via kompas.com

Setalah mengikuti camp tersebut, saya mulai belajar menerapkan penggunaan teknologi di dalam kelas jika memungkinkan. Tidak lama setelah camp, saya sempat ditugaskan di pesisir dan pelosok yang sekolahnya tidak memiliki fasilitas media presentasi yang memadai, bahkan tidak ada instalasi listrik saat itu. 

Berbekal ilmu dari camp, saya tetap berusaha berinovasi walau tanpa teknologi. Sejatinya inovasi tidak melulu soal teknologi, tetapi apa pun itu yang dapat merasakan perubahan dan sesuatu yang baru adalah tindakan berinovasi.

Dalam memulai pembelajaran, saya masukan permainan-permainan yang menarik dan memancing semangat siswa yang saya pelajari selama camp. Walau tanpa teknologi canggih dan hanya berbekal benda-benda yang disediakan alam, saya berusaha untuk menciptakan kelas yang inovasif dan segar menerima pelajaran.

Setelah itu, saya juga melakukan refleksi pada diri, proses pembelajaran, antusias siswa dan hasilnya. Saya juga tidak segan untuk bertanya langsung pada peserta didik tentang cara saya mengajar, tentang performance saya di depan kelas. Saya perhatikan sejauh mana peserta didik bahagia selama pembelajaran, sebisa menungkin menjauhi tekanan.

Berbagi itu peduli

Selama mengikuti SOAR Camp, saya mengenal semboyan Sharing is Caring. Dari sini disadari bahwa ilmu yang dimiliki atau didapat selama pelatihan/camp bukanlah untuk disimpan sendiri. Keegoisan untuk pintar sendiri dibuang jauh-jauh.

Selama camp berlangsung, peserta ditanamkan jiwa berbagi. Bukan  berbagi soal finansial, tetapi soal pengetahuan, kemampuan, dan pola pikir. Maka, setelah pulang dari camp, saya bersedia membagi materi ajar, pengetahuan yang saya dapat. ilmu tidak saya sembunyikan untuk hebat sendirian.

Selain berbagi kepada teman sejawat, juga berbagi dan diimplementasikan kepada peserta didik karena camp yang diikuti adalah lingkup pendidikan. Selain untuk berbagi, mengimplementasikan materi ajar pada peserta didik adalah bentuk dari meningkatkan skill mengajar.

Ilmu tidak bisa hanya ditimbun dalam diri saja. Justru tidak tampak ada hebatnya untuk orang yang menguasai ilmu tetapi tidak direalisasikan kepada sesame.

Berkat semboyan sharing is caring dari camp, saya dengan senang hati berbagi segala pengetahuan yang saya dapat setiap kali mengikuti pelatihan guru dalam ajang apapun.

Bertemu dengan orang baru dan membuka karya baru

Peserta camp biasanya datang dari berbagai penjuru. Bukan hanya berasal dari tempat kerja sendiri. Di situlah kemungkinan besar bertemu dengan orang-orang baru dengan berbagai pengalaman mereka.

Pengamalan sebelum mengikuti camp SOAR 2019 lalu, saya sudah mulai menulis beberapa cerpen dan puisi. Hanya saja belum dipublikasi. Mulai mengenal penerbit di tahun 2018, tetapi saya belum kenal komunitas maka menulis sendiri satu buku yang membutuhkan durasi panjang. Hingga 2019, buku yang ditulis belum kunjung cukup untuk terbit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun