Indonesia yang kaya akan suku budaya sudah barang tentu memiliki beragam rumah adat di masing-masing daerahnya. Salah satunya Rumah Joglo di Jawa Tengah. Bedanya, Rumah Joglo bukan hanya untuk rumah adat, tetapi juga untuk rumah kediaman masyarakat umum di Jawa Tengah.
Dua minggu terakhir, saya berlibur ke Jawa Tengah, Kota Sukoharjo tepatnya. Ini bukan kunjungan pertama, tetapi hingga 2023 sekalipun rumah-rumah masyarakat di sini masih sangat banyak yang berbentuk Rumah Joglo. Memang sudah ada beberapa rumah minimalis modern yang dibagun masyarakat, tetapi Rumah Joglo yang kental akan adat itu masih merajai rumah-rumah di sini.
Pada zaman dulu, Rumah Joglo hanya mampu dibangun oleh para bangsawan dan orang-orang dengan status sosial menengah ke atas karena bahan materialnya kayu jati yang cenderung mahal. Pengerjaan pembangunannya pun membutuhkan waktu yang panjang, itu sebab membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tetapi, zaman sekarang Rumah Joglo dapat dan mampu dibangun oleh sebagian besar masyarakat Solo, Jawa Tengah. Terbukti dengan berjejernya bangunan-bangunan Rumah Joglo milik masyarakat setempat yang bahkan berprofesi sebagai pekerja kasar.
Luar biasa mendarah daging rasa mempertahankan adat istiadat dalam bentuk rumah adat ini. Patut dikagumi cara masyarakat setempat mempertahankan kekayaan budaya rumah adat. Patut berdecak kagum melihat pemandangan jejeran rumah adat dari perkotaan hingga pedesaan di wilayah Solo, Jawa Tengah.
Pada ulasan kali ini, saya akan menulis room tour di rumah mertua, Rumah Joglo sederhana. Mungkin tidak semegah Rumah Joglo para raja dan bangsawan tetapi sesederhana itu pun Rumah Joglo tampak menawan.
Rumah Joglo milik mertua tampak dari Luar
Joglo sendiri berasal dari dua kata yaitu "tajug" dan "loro" yang disingkat menjadi juglo dengan arti rumah yang terdiri dari dua tajug. Tampak dari luar bagian atas rumah terdiri dari dua tajug. Tajug terdapat pada atap rumah dengan bentuk seperti gundukan kerucut berbentuk piramida. Biasanya di bagian atap terdiri atas dua tajug di bagian depan dan belakang. Jadi, Rumah Joglo tidak cukup hanya satu bagian. Dua tajug artinya dua bangunan rumah yang digabungkan.
Tampak dari luar, tubuh Rumah Joglo berukuran lebih pendek dibandingkan bangunan-bangunan rumah minimalis modern yang tingginya sampai 3-4 meter. Yang tinggi dari Rumah Joglo adalah bagian atapnya yang menjulang tinggi berbentuk gunung. Tajug yang tinggi berbentuk piramida atau gunung sendiri bermakna bahwa gunung itu kokoh dan tempat tertinggi para dewa. Maka, Rumah Jogjo bermakna agung dan gambaran kokohnya gunung atau kehormatan.
Pilar-pilar beton di teras rumah tampak besar dan kokoh dengan ukiran-ukiran khas Jawa. Ukiran bukan hanya terdapat pada pilar, di bagian luar pintu masuk juga terukir cantik ukiran-ukiran khas.
Di bagian depan terdapat banyak jendela kaca yang panjang dan sangat rendah. Pintu depan tidak cukup satu, terdapat tiga pintu masuk bagian depan. Awalnya membingungkan untuk apa tiga pintu masuk di depan, ternyata memang pintu depan terhubung dengan bangunan bagian depan yang dinamakan pendopo tanpa sekat ruangan.